Gus Yani di Gresik, Rabu, menjelaskan dirinya telah menyiapkan surat pengunduran diri tersebut, setelah sebelumnya mendapat rekomendasi dari enam partai yakni Golkar, PDI Perjuangan, PPP, PAN, NasDem dan Partai Demokrat dengan total 29 kursi.
"Ya, besok adalah paripurna terakhir. Saya akan mengundurkan diri dan pamit. Surat pengunduran diri sudah saya serahkan ke partai. Saya maju karena ingin adanya perubahan, karena perubahan adalah solusi," kata Yani di sela deklarasinya.
Pasangan calon dengan akronim Niat itu akan menjadi lawan petahana Wakil Bupati Gresik Moh Qosim yang sebelumnya mendeklarasikan diri untuk maju pilkada dengan menggandeng Wakil Ketua DPRD Gresik dr Asluchul Alif (QA), dan keduanya resmi diusung PKB dan Partai Gerindra dengan total 21 kursi di parlemen.
Baca juga: Ketua DPRD Gresik dicopot karena maju pilkada
Baca juga: Melihat peluang dalam pertarungan Pilkada 2020 di Gresik
Baca juga: KPU Gresik libatkan satgas COVID-19 pantau pendaftaran kepala daerah
Ketua Tim Pemenangan pasangan Niat, Khoirul Huda mengatakan, sesuai survei dari berbagai lembaga maupun internal, posisi Gus Yani mempunyai elektabilitas hingga 30 persen
"Jadi kami realistis saja. Pertarungan ini seperti pertandingan el-classico, kedua calon sama-sama kuat dan punya basis massa masing-masing. Kami target menang kisaran 55 hingga 60 persen," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan QA Imron Rosyadi mengatakan, dari evaluasi sementara di 18 kecamatan se Kabupaten Gresik, semua kecamatan QA unggul dukungan dari masyarakat.
Target QA, kata dia menang di atas 70 persen dengan mengacu hasil survei sejumlah lembaga survei yang digandeng QA seperti The Republik Institute, Pusdeham, dan lembaga survei lain.
"Jadi, sangat realistis target QA menang pilkada dengan raihan 70 persen," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020