• Beranda
  • Berita
  • Pilkada Surabaya, faktor Risma dinilai jadi kekuatan Eri-Armuji

Pilkada Surabaya, faktor Risma dinilai jadi kekuatan Eri-Armuji

2 September 2020 23:41 WIB
Pilkada Surabaya,  faktor Risma dinilai jadi kekuatan Eri-Armuji
Pengamat komunikasi sosial asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo. (ANTARA/PIH Unair/FA)

Lazimnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) pasti ada warning dari pemerintah, tapi selama ini dibiarkan

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga Suko Widodo menyebut faktor Tri Rismaharini menjadi kekuatan mendulang suara untuk pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang diusung PDI Perjuangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2020.

"Potensi kekuatan suara antara pasangan Eri-Armuji dan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman menjadi berimbang. Namun faktor Risma masih cukup kuat. Dengan catatan PDI Perjuangan solid," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan, jatuhnya rekomendasi PDI Perjuangan ke Eri Cahyadi sebagai calon Wali Kota Surabaya tak terlepas dari peran kuat seorang Tri Rismaharini.

Risma yang juga ketua bidang kebudayaan DPP PDI Perjuangan itu sudah disebut sejak lama menggadang-gadang Eri sebagai penerusnya.

"Indikasinya terlihat dari beredarnya baliho di mana-mana. Lazimnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) pasti ada warning dari pemerintah, tapi selama ini dibiarkan," ucap Sukowi, sapaan akrabnya.

Baca juga: Loyalis Whisnu Sakti legawa PDIP tunjuk Eri-Armuji di Pilkada Surabaya

Baca juga: Pilkada Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji deklarasi di Taman Harmoni

Mengenai pilihan berpasangan dengan Armuji, Suko mengatakan hal itu tak terlepas untuk mengambil suara dari unsur politik karena figur yang berpengalaman sebagai wakil rakyat.

"Pak Armuji kan telah lama dan berpengalaman sebagai wakil rakyat. Bahkan pernah menjadi ketua DPRD Kota Surabaya," kata dosen FISIP Unair tersebut.

Meski begitu, Suko mengingatkan permasalahan yang akan dihadapi PDIP pada Pilkada Surabaya 2020 nanti adalah rasa kecewa dari unsur politik, khususnya yang tidak mendapat kesempatan seperti Wisnu Sakti Buana.

"Beliau kan sudah berhasil mengangkat PDIP Surabaya. Di puncaknya tidak bisa menghantarkannya dapat rekom tapi malah orang lain. Friksi antara Bu Risma dan Pak Wisnu ini yang menyisakan persoalan dalam tubuh PDIP Surabaya," kata Suko.

Sementara untuk pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman, Suko memandang keduanya lebih kuat dari sudut kekuatan mesin partai politik karena didukung Golkar, PKB, PKS, Gerindra, NasDem, Demokrat, PAN, dan PPP.

"Dari sudut kekuatan mesin parpol, pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman masih lebih kuat, tinggal bagaimana mesin itu digerakkan," tuturnya.

Masa pendaftaran Pilkada Kota Surabaya digelar 4-6 September 2020 dan haru H pencoblosan dijadwalkan berlangsung 9 Desember 2020.


Baca juga: Risma dinilai kunci keluarnya rekom Eri-Armuji di Pilkada Surabaya

Baca juga: DPP PDIP: Wajar proses pengumuman rekomendasi ada perbedaan pendapat

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020