Bekasi jadi prioritas penanganan COVID-19 Jabar

4 September 2020 14:22 WIB
Bekasi jadi prioritas penanganan COVID-19 Jabar
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9/2020). ANTARA/Pradita Kurniawan Syah/am.
Kabupaten Bekasi menjadi fokus prioritas penanganan penyebaran kasus COVID-19 tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Barat.

"Kabupaten Bekasi dan Karawang jadi fokus kami. Selama dua pekan seluruh sumber daya yang dimiliki provinsi bakal dialihkan ke kedua daerah industri ini," kata Ketua Gugus Tugas Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengunjungi Kabupaten Bekasi, Jumat.

Gubernur Jawa Barat itu mengatakan berdasarkan hasil investigasi dan koordinasi, penyebaran COVID-19 pada kluster industri sudah masuk dalam tahap sangat serius sehingga perlu penanganan khusus.

"Hari ini saya melakukan investigasi dan koordinasi yang menghasilkan kesimpulan bahwa kluster di industri ini ternyata sangat serius sehingga kami akan mengkonsolidasikan semua, termasuk sumber daya di pemprov pun akan dialihkan ke Bekasi dan Karawang selama dua pekan ke depan," ucapnya.

Baca juga: Vaksin gratis COVID-19, BPJS Kesehatan Bekasi siapkan dukungan

Baca juga: Pelaku UMKM Bekasi diminta produksi 2,5 juta masker dukung Genggam


Selama rentang waktu itu pihaknya akan melakukan pendampingan penuh di Kabupaten Bekasi agar mata rantai penyebaran di kluster industri segera terputus. Ridwan pun mendorong kabupaten/kota di Jabar untuk turut membantu penanganan di Bekasi.

"Alat PCR dari kabupaten/kota lain yang penggunaannya tidak maksimal, demi 'sabilulungan' (kebersamaan) Jawa Barat akan kami geser ke sini. Dua pekan ke depan akan kami monitor, mudah-mudahan hasil koordinasi ini dapat menurunkan tingkat keterpaparan," katanya.

Ridwan mengatakan berdasarkan hasil peninjauan serta koordinasi dengan para pemilik industri, protokol kesehatan sebenarnya telah diterapkan secara ketat namun ia menduga penyebaran muncul dari perilaku karyawan sepulang bekerja.

"Saya monitor protokol di tempat kerja itu sangat baik, sangat ketat. Pertanyaannya kalau sudah baik sudah ketat kenapa terjadi yang namanya keterpaparan. Salah satu stimulannya adalah pola perilaku sepulang kerja yang kurang termonitor," katanya.

Ridwan menugaskan seluruh gugus tugas di industri agar semua karyawan membuat buku harian yang berisikan aktivitas di luar jam kerja.

"Jadi setiap pagi harus mengisi, dia kemana saja sepulang kerja, dengan multiple choice lah ya biar gampang. Nanti gugus tugas yang ada di industri menganalisis pola mana dari kegiatan itu berisiko tinggi. Nah, itulah yang akan dilakukan pengetesan," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengingatkan masyarakat agar tidak mengendurkan protokol kesehatan mengingat pandemi COVID-19 ini masih belum berakhir.

"Jangan anggap remeh karena wabah masih ada. Jangan lengah dan ikuti semua anjuran pemerintah. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama," kata dia.*

Baca juga: PSBB Proporsional Bogor Depok Bekasi diperpanjang hingga 29 September

Baca juga: Tempat isolasi pasien COVID-19 di Bekasi penuh

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020