Deputi Pemasaran Bidang Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf Dedi Ahmad Kurnia, usai menggelar pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek) promosi wisata melalui media digital di era kenormalan baru di salah satu hotel di Kota Curup, Sabtu, mengatakan mereka sengaja pemilih daerah itu karena pariwisatanya berbasis desa wisata.
"Kami dari bagian promosi dan pemasaran Kemenparekraf mengadakan bimbingan teknis bagaimana pemasaran dan promosi masing-masing destinasi pariwisata, karena banyak sekali potensi-potensi keindahan pariwisata di daerah itu namun masih kurang promosi," kata dia.
Baca juga: Kemenparekraf dorong pemulihan pariwisata Banyuwangi
Dia menambahkan, pelaku usaha pariwisata yang mengikuti kegiatan ini diberikan pelatihan kemampuan dasar cara mengambil foto yang baik dan mengelola media sosial yang baik, mengingat saat ini promosi yang efektif adalah melalui media digital.
"Karena pada masa sekarang promosi yang efektif dan efisien adalah melalui media digital, sehingga nantinya pariwisata di Kabupaten Rejang Lebong bisa eksis dan terkenal tak hanya di Provinsi Bengkulu tetapi juga lintas provinsi," urainya.
Sementara itu anggota DPR RI Dapil Bengkulu, Dewi Coryati yang menginisiasi kegiatan bidang kepariwisataan di Kabupaten Rejang Lebong ini mengatakan, jika pelatihan dan bimtek itu diikuti oleh 100 orang pelaku usaha pariwisata dari 18 destinasi yang ada di wilayah itu.
"Topik kita hari ini adalah promosi, bagaimana mempromosikan wisata dengan baik, karena belum banyak yang menggunakan sosial media. Ini merupakan tempat yang tepat untuk mempromosikan sampai ke rumah-rumah secara cepat dan murah," terangnya.
Baca juga: Kemenparekraf ajak semua pengelola destinasi di Bromo pakai masker
Sejauh ini potensi yang ada di Kabupaten Rejang Lebong kata Dewi Coryati sangat besar baik SDA maupun SDM dan tinggal mengemasnya sehingga mengembangkannya dnegan baik serta harus didorong oleh pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.
Sedangkan Kepala Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu, Iskandar Novianto yang turut menjadi pemateri dalam kegiatan ini pihaknya memberikan pemahaman tentang kelembagaan untuk mengelola potensi wisata.
"Desa wisata itu perlu kelembagaan bagaimana untuk mengelola potensi-potensi yang ada, lalu juga menggali, mengatasi hambatan-hambatan dalam pengembangan pariwisata. Kita arahkan ada satu BUMDes yang memang mampu melihat peluang-peluang dan melihat potensi SDM untuk mengelola pariwisata," kata Iskandar Novianto.*
Baca juga: Dongkrak pariwisata, Kemenparekraf inisiasi Gerakan BISA di Malang
Baca juga: Menpora jajaki pengembangan industri dan pariwisata olahraga
Baca juga: Kemenparekraf fokus tiga langkah pulihkan sektor parekraf pada 2021
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020