Misi itu menjadi sebuah terobosan yang dapat mengarah pada perjalanan pulang pergi ke luar angkasa dengan biaya yang lebih murah, lapor kantor berita Xinhua.
Misi tersebut dirahasiakan dan media pemerintah belum membocorkan foto atau pun tayangan video baik dari peluncuran maupun pendaratan pesawat ruang angkasa tersebut. Tak ada penjelasan mengenai teknologi yang telah diujikan.
Media sosial China ramai dengan spekulasi pesawat ruang angkasa tersebut. Sejumlah komentator membandingkannya dengan X-37B milik Angkatan Udara AS, yaitu pesawat luar angkasa otonom buatan Boeing yang masih dapat berada di orbit dalam jangka waktu lama sebelum kembali ke Bumi.
Tiga tahun lalu, China mengatakan akan meluncurkan pesawat ruang angkasa pada 2020, yang bisa terbang seperti pesawat dan dapat dipakai berulang. Pesawat seperti itu ditujukan untuk menambah frekuensi peluncuran dan menurunkan biaya misi.
Belum diketahui apakah pesawat angkasa yang diluncurkan oleh China merupakan pesawat bersayap seperti pesawat Ulang Alik AS. Jika sama dengan X-37B, maka ukurannya sekitar seperlima dari ukuran Ulang Alik.
Pesawat angkasa China diluncurkan ke orbit pada Jumat (4/9) dengan menggunakan Long March 2F, jenis roket pembawa pesawat ruang angkasa Shenzhou pada misi berawak dan tanpa awak selama bertahun-tahun.
Seorang warga China secara mandiri menjelajah ke luar angkasa untuk pertama kalinya pada 2003 dengan menggunakan Shenzhou.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pesawat ruang angkasa China berhasil kembali ke bumi
Baca juga: China luncurkan penerbangan terlama antariksa berawak
Baca juga: India dan China berlomba ke Mars
China luncurkan satelit pemetaan baru beresolusi tinggi
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020