• Beranda
  • Berita
  • Utamakan keselamatan-kesehatan, pendidikan di Aceh tak boleh berhenti

Utamakan keselamatan-kesehatan, pendidikan di Aceh tak boleh berhenti

7 September 2020 04:17 WIB
Utamakan keselamatan-kesehatan, pendidikan di Aceh tak boleh berhenti
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Rachmat Fitri HD saat meninjau pelatihan MTU di SMK di Kabupaten Bireuen, Minggu (6/9) 2020. (FOTO ANTARA/HO-Disdik Aceh)

Sebagaimana arahan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas Pemerintah Aceh di bidang pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Rachmat Fitri HD menyatakan bahwa kegiatan pendidikan tidak boleh berhenti dalam kondisi apa pun, termasuk di saat pandemi COVID-19 saat ini, namun yang diutamakan adalah menjaga keselamatan dan kesehatan semua pelaku pendidikan

“Sebagaimana arahan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas Pemerintah Aceh di bidang pendidikan,” katanya di sela-sela meninjau pelatihan keterampilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mobile Training Unit (MTU) di Kabupaten Bireuen, Minggu (6/9) 2020.

Ia menjelaskan keselamatan dan kesehatan para peserta didik dan pendidik, harus kita utamakan sepenuhnya yakni dengan mematuhi protokol kesehatan dan menaatstandar operasional prosedur (SOP) pendidikan.

Menurut dia pelatihan Mobile Training Unit (MTU) ini sebagai ikhtiar Dinas Pendidikan Aceh untuk menguji keterampilan siswa/siswi di SMK.

"Kita bertekad meskipun di tengah Pandemi COVID-19 generasi Aceh tetap mempunyai skill. Pelatihan ini juga dilaksanakan dengan penerapan protokol Kesehatan yang ekstra ketat," katanya.

Ia mengatakan pendidikan vokasi menjadi solusi untuk penciptaan sumber daya manusia yang berkompeten, berdaya saing, dan siap bekerja profesional.

"Revitalisasi pendidikan vokasi dapat mendorong dunia usaha dan industri mampu bersaing di pasar global. Revitalisasi harus dilakukan dengan mengedepankan kualitas, dan harus berangkat dari apa yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI)," katanya.

Menurut dia koordinasi dari berbagai kementerian dan lembaga hingga pemerintah daerah pun harus sinergis agar pendidikan vokasi dapat menjadi andalan menopang pertumbuhan ekonomi dan memperkuat daya saing bangsa.

"'Link and match' tidak hanya menyangkut lembaga pendidikan dengan dunia  usaha dan dunia industri, tetapi juga dengan potensi sumber daya alam agar dapat dikelola agar memiliki nilai tambah secara ekonomi. Sumber daya alam kita cukup melimpah, baik pertanian, mineral, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Industri di bidang tersebut sangat berpeluang untuk dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

MTU 1 ke SMK Negeri 1 Bireuen dengan Kompetensi Keahlian "joinery" 15 peserta, "briclklaying" 15 peserta, kabinet making 15 peserta dan "plumbing" 15 peserta.

Selanjutnya MTU 2 ke SMK Negeri 1 Peusangan, Bireuen dengan kompetensi keahlian teknologi informasi 15 orang, multimedia 15 peserta, elektronika 15 peserta dan listrik instalasi 15 peserta.

Selanjutnya MTU 3 ke SMK Negeri 1 Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya dengan kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan 15 peserta, teknik sepeda motor 15 peserta, teknik pengelasan 15 peserta dan mesin tempel 15 peserta, demikian Rachmat Fitri HD.

Baca juga: Gubernur Aceh terbitkan surat edaran belajar di rumah

Baca juga: Pesantren di Aceh mulai beraktivitas kembali di tengah corona

Baca juga: IDI Aceh minta orang tua tak bawa anaknya liburan

Baca juga: Selama libur antisipasi COVID-19, sekolah di Sabang-Aceh berikan PR


 

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020