• Beranda
  • Berita
  • Gerakan #BoycottMulan mencuat di Hong Kong sampai Thailand, mengapa?

Gerakan #BoycottMulan mencuat di Hong Kong sampai Thailand, mengapa?

8 September 2020 11:09 WIB
Gerakan #BoycottMulan mencuat di Hong Kong sampai Thailand, mengapa?
Foto adegan film "Mulan" (ANTARA/Disney)
Tak lama setelah Disney bersiap untuk meluncurkan "Mulan" di bioskop di sejumlah negara Asia, aktivis pro-demokrasi di beberapa negara di kawasan ini menyerukan kepada penonton untuk menjauhi film tersebut melalui gerakan #BoycottMulan yang berkembang di media sosial.

Dilansir The Hollywood Reporter, Selasa, seruan di media sosial terkoordinasi di Hong Kong, Taiwan, dan Thailand selama akhir pekan mendesak para penonton film untuk melewatkan film tersebut karena komentar sebelumnya yang dibuat oleh bintangnya, aktris Liu Yifei, yang mendukung kepolisian Hong Kong.

Baca juga: Mengenal Liu Yifei si pemeran Mulan

Baca juga: Berasal dari Wuhan, pemeran Mulan bicara soal virus corona


Di antara suara paling menonjol yang menyerukan boikot adalah pemimpin aktivis Hong Kong Joshua Wong.

"(Itu) Karena Disney 'bersujud' ke Beijing, dan karena Liu Yifei secara terbuka dan bangga mendukung kebrutalan polisi di Hong Kong, saya mendesak semua orang yang percaya pada hak asasi manusia untuk #BoycottMulan," tulisnya di Twitter pada Jumat (4/9).

Dia menambahkan bahwa Liu "mengkhianati" nilai-nilai yang "dimaksudkan untuk diperjuangkan".

Kontroversi telah membayangi "Mulan" sejak panasnya protes pro-demokrasi Hong Kong musim panas lalu, ketika Liu, seorang China-Amerika, menggunakan layanan media sosial Weibo untuk berbagi sebuah unggahan yang berbunyi, "Saya mendukung polisi Hong Kong, Anda bisa memukuli saya sekarang."

Dalam bahasa Inggris, dia menambahkan, "Sungguh memalukan bagi Hong Kong."

Pernyataannya memicu reaksi langsung dari para aktivis pro-demokrasi yang telah berulang kali menuduh polisi setempat melakukan kebrutalan, penangkapan yang melanggar hukum, dan bahkan penyiksaan.

Gerakan #BoycottMulan pun sejak Jumat (4/9) lalu telah menemukan dukungan di antara komunitas aktivis di Thailand dan Taiwan.

Para pengunjuk rasa telah menyebarkan tagar untuk melambangkan misi pro-demokrasi bersama mereka dan keprihatinan atas pengaruh China yang tumbuh di wilayah tersebut. Dalam beberapa pekan terakhir, Thailand diguncang oleh protes jalanan ketika ribuan anak muda menyerukan reformasi monarki negara itu.

Pada bulan Juli, sekelompok mahasiswa pengunjuk rasa di Seoul, Korea Selatan melakukan protes skala kecil lainnya terhadap "Mulan", dengan alasan bahwa film dan bintangnya datang untuk melambangkan dukungan untuk kekerasan politik daripada nilai-nilai progresif dari tema film tersebut.

"Mulan" sebelumnya dirilis secara eksklusif melalui Disney Plus di AS selama akhir pekan, tetapi dijadwalkan untuk mencapai layar lebar di berbagai pasar Asia pada hari Jumat.

Film ini didasarkan pada legenda China yang dicintai dan dibuat di China dan Selandia Baru. Selain Liu, film ini juga dibintangi sejumlah ikon layar lebar China, termasuk Gong Li, Jet Li, dan Donnie Yen.


Baca juga: Berperan sebagai kaisar di "Mulan", Jet Li bantah sakit keras

Baca juga: Joshua Wong serukan pemboikotan film Mulan

Baca juga: "Mulan" gratis di Disney+ mulai Desember

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020