• Beranda
  • Berita
  • Wall Street berakhir lebih rendah, indeks Dow Jones anjlok 2,25 persen

Wall Street berakhir lebih rendah, indeks Dow Jones anjlok 2,25 persen

9 September 2020 09:16 WIB
Wall Street berakhir lebih rendah, indeks Dow Jones anjlok 2,25 persen
Dokumentasi - Suasana perdagangan di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, Selasa (10/3/2020). ANTARA/REUTERS/Andrew Kelly/am.

Teknologi sekali lagi menyeret indeks lebih rendah dengan penurunan 4,59 persen

Wall Street jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena nama-nama teknologi kelas berat memperpanjang aksi jual mereka mengirim Nasdaq ke wilayah koreksi, sementara Tesla mengalami penurunan persentase harian terbesar setelah sahamnya dilewatkan untuk dimasukkan dalam S&P 500.

Masing-masing dari 11 sektor utama S&P utama lebih rendah, dipimpin oleh penurunan teknologi dan energi. Laporan pada Jumat (4/9/2020) bahwa SoftBank melakukan pembelian opsi yang signifikan selama kenaikan saham AS menambah kegelisahan investor.

Teknologi sekali lagi menyeret indeks lebih rendah dengan penurunan 4,59 persen, kemerosotan ketiga berturut-turut dan kinerja tiga hari terburuk untuk sektor ini sejak pertengahan Maret. Namun, sekalipun dengan penurunan baru-baru ini, sektor ini tetap menjadi yang terbaik tahun ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 632,42 poin atau 2,25 persen, menjadi ditutup di 27.500,89 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 95,12 poin atau 2,78 persen, menjadi berakhir di 3.331,84 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup terperosok 465,44 poin atau 4,11 persen, menjadi 10.847,69 poin.

Baca juga: Wall Street dibuka jatuh, Indeks Dow Jones anjlok 517 poin

Dikutip dari Reuters, saham sektor energi merosot 3,71 persen karena harga minyak turun di bawah 40 dolar AS per barel.

Laporan media tentang pembelian opsi SoftBank juga mengingatkan investor bahwa pembentuk pasar mungkin memiliki posisi buy bernilai miliaran dolar AS sebagai lindung nilai terhadap perdagangan opsi.

Reli Wall Street, yang sebagian besar didorong oleh stimulus moneter dan fiskal dalam jumlah besar, terhenti pekan lalu dengan Nasdaq jatuh sebanyak 9,9 persen dari rekor intraday-nya ketika investor membukukan keuntungan setelah pergerakan yang mengangkat indeks sekitar 70 persen dari titik terendah pandemi. Kerugian pada Selasa (9/9/2020) menempatkan indeks anjlok 10 persen dari rekor penutupannya, mengonfirmasikan koreksi dimulai pada 2 September.

Baca juga: Emas "rebound" setelah aksi jual saham angkat permintaan "safe-haven"
Baca juga: Minyak Brent anjlok di bawah 40 dolar AS setelah Saudi pangkas harga

Pada sesi terendah Selasa (9/9/2020), Facebook, Amazon.com, Apple, Tesla, Microsoft, Alphabet, dan Netflix secara kolektif telah kehilangan lebih dari satu triliun dolar AS kapitalisasi pasarnya sejak 2 September.

Tesla terjun 21,06 persen mengalami penurunan persentase harian terbesar ketika pembuat mobil listrik itu dikeluarkan dari sekelompok perusahaan yang ditambahkan ke S&P 500. Investor telah secara luas mengharapkan dimasukkan setelah laporan pendapatan kuartalan blockbuster pada Juli. Hingga penutupan Jumat lalu (4/9/2020), sahamnya telah melonjak sekitar 400 persen tahun ini.

JPMorgan Chase & Co jatuh 3,48 persen, setelah ada laporan perusahaan sedang menyelidiki karyawan yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana yang dimaksudkan untuk bantuan COVID-19. Indeks bank yang lebih luas kehilangan 3,44 persen, juga mengikuti imbal hasil obligasi AS.

Sementara itu, General Motors Co melonjak 7,93 persen setelah mengakuisisi 11 persen saham senilai dua miliar dolar AS di pembuat truk listrik AS Nikola Corp. Saham pembuat truk itu melambung 40,79 persen.

Baca juga: Dolar melonjak tertinggi empat minggu ketika sterling, saham AS jatuh
Baca juga: Saham Jerman ditutup merosot, indeks DAX 30 terpangkas 1,01 persen

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020