• Beranda
  • Berita
  • Tim Vaksin Merah Putih ajak perusahaan swasta terlibat produksi vaksin

Tim Vaksin Merah Putih ajak perusahaan swasta terlibat produksi vaksin

9 September 2020 12:45 WIB
Tim Vaksin Merah Putih ajak perusahaan swasta terlibat produksi vaksin
Biofarma. ANTARA/biofarma.co.id/pri.
Ketua Penanggung Jawab Tim Vaksin Merah Putih Bambang Brodjonegoro mengundang lebih banyak perusahaan farmasi swasta terlibat dalam upaya memproduksi vaksin COVID-19.

Bambang, setelah melaporkan perkembangan terkini terkait vaksin merah putih kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu, mengatakan ke depan diperlukan kapasitas produksi vaksin yang banyak mengingat jumlah penduduk di Indonesia yang besar.

Baca juga: Presiden minta Tim Vaksin Merah Putih kerja cepat

Baca juga: Eijkman: Pengembangan vaksin Merah Putih sudah 50 persen selesai


“Kalau penduduk 270 juta jiwa, maka vaksinasi harus diberikan minimal 540 juta. Otomatis butuh kapasitas produksi besar,” kata Bambang.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak selain BUMN, Bio Farma yang terlibat, lebih banyak perusahaan lain termasuk swasta bisa ikut serta. Bahkan, secara khusus pihaknya juga meminta Bio Farma untuk melakukan ekspansi usaha.

“Kami ajak Bio Farma lakukan ekspansi dan perusahaan lain untuk ikut mendukung,” katanya.

Tercatat untuk menunjang produksinya, selain Bio Farma yang tahun depan berencana untuk memproduksi 250 juta dosis per tahun, pihaknya dalam konsorsium Vaksin Merah Putih juga akan mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk memproduksi vaksin COVID-19.

Ia mengatakan sejauh ini sudah ada tiga perusahaan potensial yang tertarik untuk bergabung.

“Tapi, tentu mereka harus segera urus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik, mereka juga harus siapkan ‘line of production COVID-19’,” paparnya.

Baca juga: Menristek: Lima institusi kembangkan Vaksin Merah Putih

Baca juga: Vaksin Merah Putih diharapkan bisa diproduksi triwulan III/2021


Dengan semakin banyaknya perusahaan swasta yang bergabung, ia berharap Indonesia bisa mewujudkan kemandirian dalam penyediaan dan pengembangan vaksin.

“Yang harus diperhatikan adalah penelitian tahap awal, ada kemungkinan pemberian vaksin lebih dari sekali untuk tiap individu,” tuturnya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020