• Beranda
  • Berita
  • KPK panggil dua saksi kumpulkan bukti penyidikan kasus Nurhadi

KPK panggil dua saksi kumpulkan bukti penyidikan kasus Nurhadi

10 September 2020 12:30 WIB
KPK panggil dua saksi kumpulkan bukti penyidikan kasus Nurhadi
Tersangka Nurhadi (kanan) berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jakarta, Jumat (28/8/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis memanggil dua saksi dalam penyidikan kasus suap dan gratifikasi terkait perkara di Mahkamah Agung (MA) pada 2011-2016 untuk tersangka mantan Sekretaris MA Nurhadi (NHD).

Penyidik KPK masih terus mengumpulkan alat bukti antara lain melalui keterangan saksi-saksi guna melengkapi dan merampungkan berkas perkara penyidikan tersangka Nurhadi.

"Hari ini, dijadwalkan pemeriksaan terhadap dua orang saksi untuk tersangka NHD," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Dua saksi, yakni karyawan swasta Eddy Hartono Betty alias Eddy Betty dan Wilson Margatan selaku wiraswasta.

Baca juga: Menantu Nurhadi dikonfirmasi percakapan soal penerimaan uang
Baca juga: KPK sita lahan sawit 33 ribu meter persegi terkait kasus Nurhadi
Baca juga: Penahanan mantan Sekretaris MA Nurhadi dan menantunya diperpanjang


Selain Nurhadi, KPK juga telah menetapkan menantu Nurhadi, Rezky Herbiyono (RHE) dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto (HS) sebagai tersangka.

Untuk tersangka Hiendra saat ini masih menjadi buronan.

Nurhadi dan Rezky ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dan gratifikasi senilai Rp46 miliar terkait pengurusan sejumlah perkara di MA sedangkan Hiendra ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.

Adapun penerimaan suap tersebut terkait pengurusan perkara perdata PT MIT vs PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) kurang lebih sebesar Rp14 miliar, perkara perdata sengketa saham di PT MIT kurang lebih sebesar Rp33,1 miliar dan gratifikasi terkait perkara di pengadilan kurang lebih Rp12,9 miliar sehingga akumulasi yang diduga diterima kurang lebih sebesar Rp46 miliar.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020