Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam menilai penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta, tidak akan berpengaruh pada perekonomian Kota Batam, Kepulauan Riau.PSBB Jakarta tidak berpengaruh pada Batam, karena lebih ke Singapura dan ekonomi global
Ketua Apindo Batam Rafki Rasyid di Batam, Sabtu, menyatakan meskipun ibu kota negara menjadi pusat bisnis, namun pengaruh pengetatan pergerakan sosial di Jakarta tidak akan sampai ke Batam, karena kota industri itu lebih dekat dengan Singapura.
"PSBB Jakarta tidak berpengaruh pada Batam, karena lebih ke Singapura dan ekonomi global," kata dia.
Baca juga: Apindo: Industri Batam sulit terapkan "local value chain"
Menurut dia, ekonomi Batam lebih tergantung pada perkembangan Singapura, termasuk sektor pariwisata, karena wisman yang datang ke kota kepulauan itu kebanyakan dari Negara Singa itu.
Demikian pula dengan penerapan "local value chain" yang didorong pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Ia mengatakan akan sulit diterapkan di Batam yang lokasinya lebih dekat dengan Singapura.
Baca juga: Kemenko Perekonomian yakin Batam dorong pemulihan ekonomi nasional
"Kami mendukung 'local value chain,' tapi bahan baku lokal sulit memenuhi spek," kata Rafki.
Ia mencontohkan spek garam industri saja belum bisa dipenuhi.
Selain itu, biaya transportasi dari daerah lain di Indonesia ke Batam juga relatif lebih besar dibandingkan mengirim bahan baku dari Singapura, yang lokasinya lebih dekat ke kota industri itu.
Baca juga: Wali Kota: Ekonomi Batam mulai bergerak kembali
"Permasalahan transportasi. Biaya pengiriman dari Singapura yang dekat, dibandingkan ketika kita memesan bahan baku dari Jawa yang jauh," kata dia.
Hal itu, lanjut Rafky, yang menjadi penghalang pembentukan "local value chain".
Meski begitu, menurut dia, industri di Batam dan Kepri masih bisa menerapkannya dengan memanfaatkan hasil produksi UMKM setempat, untuk menekan biaya.
Baca juga: Impian BJ Habibie bangun mega superblok di Batam terwujud
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020