ByteDance telah dalam pembicaraan untuk menjual bisnis TikTok di AS kepada pembeli potensial, termasuk Microsoft dan Oracle, sejak presiden AS Donald Trump mengancam untuk memblokir layanan tersebut jika tidak dijual.
Trump telah memberi ByteDance tenggat waktu hingga 15 September untuk menyelesaikan kesepakatan.
Namun pejabat China yakin penjualan paksa akan membuat ByteDance dan China tampak lemah dalam menghadapi tekanan dari Washington, menurut sumber Reuters, dikutip Minggu.
ByteDance dalam sebuah pernyataan mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah China tidak pernah menyarankan untuk harus menutup TikTok di AS atau di negara lain mana pun.
Dua sumber mengatakan China menggunakan kebijakan ekspor teknologi, yang dibuat pada 28 Agustus, untuk menunda kesepakatan apa pun yang dicapai oleh ByteDance, jika perlu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa AS menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan mendesaknya untuk berhenti menindas perusahaan asing.
Baca juga: Trump desak ByteDance, segera jual TikTok atau ditutup
Baca juga: Hindari penjualan TikTok, ByteDance pilih jalur "musyawarah" dengan AS
Baca juga: Pendapatan TikTok Agustus turun 14 persen
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020