Setelah ada seorang pasien yang diduga positif COVID-19, maka Kota Ruili di-lockdown sejak Sabtu (12/9) sore untuk mencegah penyebaran wabah, demikian laporan sejumlah media di China yang dipantau ANTARA, Minggu.
Seorang terduga bermarga Chen memeriksakan diri ke Rumah Sakit Jingcheng di Ruili dan didiagnosis dengan COVID-19, pada Sabtu (12/9).
Tidak diketahui pasti kapan, di mana, dan bagaimana dia terinfeksi. Namun media berspekulasi dia melintasi perbatasan secara ilegal karena Kota Ruili dalam beberapa bulan terakhir tidak memiliki kasus domestik.
Ruili berbatasan dengan Kota Muse, Myanmar. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200.000 jiwa, Ruili memiliki beberapa persimpangan yang mengarah ke Myanmar, termasuk jalur perdagangan batu giok.
Sementara itu, pariwisata Wuhan berangsur normal sejak status lockdown dicabut pada 8 April.
Jumlah penumpang pesawat yang keluar-masuk Wuhan pada 8 Agustus-8 September meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan 8 April, demikian data Qunar, platform daring pelayanan perjalanan wisata.
Bandar Udara Internasional Tianhe di Ibu Kota Provinsi Hubei yang menjadi tempat pertama kali ditemukan kasus COVID-19 itu pernah didatangi 60.200 penumpang dalam sehari, angka harian yang tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Saat kereta metro bawah tanah mulai beroperasi pada Maret 2020, kereta hanya mampu mengangkut 500 ribu orang, namun kini sudah bisa mencapai 2,5 juta orang dalam sehari.
Pada pertengahan bulan ini, Bandara Tianhe sudah bisa didarati sejumlah penerbangan langsung dari beberapa kota di dunia.
Beberapa penerbangan internasional yang sudah mengajukan izin mendarat di Wuhan, di antaranya berangkat dari Jakarta, Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, Manila, Hanoi, Sihanoukville, Seoul, dan Tokyo, demikian data Departemen Penerbangan Sipil setempat.
Baca juga: Guru mewaspadai risiko COVID-19 saat siswa Wuhan kembali ke sekolah
Baca juga: Ketua Komunis RS Wuhan mundur, diduga akibat kematian enam staf medis
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2020