Direktur Sistem Komunikasi Basarnas, Brigjen TNI Widjang Pranjoto usai membuka kegiatan tersebut, mengatakan kegiatan itu untuk menyinergikan dan menyamakan persepsi dalam pelaksanaan operasi SAR saat terjadi bencana maupun kecelakaan, meningkatkan kualitas dan kompetensi para potensi SAR agar selalu siap dalam mendukung operasi SAR serta memberikan gambaran tentang sistem deteksi dini yang dimiliki dan dikelola oleh Basarnas.
Baca juga: TNI AU-Badan SAR Nasional kerahkan pesawat intai cari kapal hilang
"Sosialisasi ini untuk menyebarkan informasi tentang deteksi dini, tentang penyelamatan nyawa manusia dengan adanya teknologi yang sekarang, (karena) masih banyak masyarakat yang belum tahu alat-alat yang bisa kita gunakan untuk memberikan titik-titik yang paling cepat karena ditangkap langsung oleh satelit," kata Brigjen Widjang.
Ia mengatakan pentingnya diberikan pelatihan SAR untuk mengkoordinasikan semua personel atau instansi dan potensi SAR ketika memberikan pertolongan, sehingga tidak terjadi korban jiwa.
Ia mengajak semua komponen yang mempunyai radio beacon agar meregistrasikan ke Basarnas. Karena, dengan meregistrasikan radio beacon yang dimiliki, secara tidak langsung berkontribusi dalam peningkatan kecepatan tanggap Basarnas dan bisa berdampak pada meningkatnya jumlah korban yang dapat diselamatkan saat terjadi kecelakaan.
Baca juga: Basarnas Kendari evakuasi empat korban selamat kapal ikan terbakar
Baca juga: SAR Kendari cari remaja hilang diterkam buaya, saat cari pakan ternak
Sementara itu, Kepala Basarnas Kendari Aris Sofongi mengatakan selama ini pihaknya sedikit mengalami hambatan ketika memberikan pertolongan saat terjadi kecelakaan di laut karena para nelayan tidak memiliki peralatan deteksi dini, salah satunya personel locator beacon (PLB).
"Kesulitan kami selama ini kapal-kapal, khususnya kapal rakyat atau nelayan tidak dilengkapi dengan peralatan deteksi dini, salah satunya PLB, sehingga kita dalam memberikan aksi penyelamatan masih meraba kejadian di mana. Kadang pelaporan dari kejadian prosesnya juga lama, bahkan kadang-kadang sudah satu hari kejadian baru laporan kepada kami (Basarnas)," kata Aris.
Aris berharap dengan adanya pelatihan sosialisasi deteksi dini tersebut, masyarakat tahu dan paham serta bisa memiliki peralatan-peralatan dini seperti PLB guna membantu Basarnas dalam menemukan titik lokasi saat terjadi kecelakaan.
Baca juga: 60 personel dilatih Basarnas Kendari soal pertolongan di permukaan air
Baca juga: Basarnas Kendari hentikan pencarian korban kebakaran kapal KM Izhar
Aris mengungkapkan bahwa sosialisasi deteksi dini dan pelatihan SAR dilaksanakan selama dua hari, 14-15 September 2020 dan diikuti 45 orang potensi SAR, terdiri dari unsur TNI-Polri, perhubungan laut, pemangku kepentingan lainnya yang ada di Sultra khususnya di Kota Kendari.
Kegiatan itu dibuka oleh Direktur Sistem Komunikasi Brigjend TNI Widjang Pranjoto dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Kendari, Ketua DPRD Kota Kendari, unsur pimpinan TNI/Polri, Instansi terkait dan perwakilan perusahaan kapal.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020