Kolombia berpotensi jadi pusat produk Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia, sementara Indonesia dapat menjadi pusat produk Kolombia untuk wilayah Asia Tenggara
Indonesia dan Kolombia memperingati 40 tahun hubungan diplomatik pada tahun ini dan acara tersebut jadi momentum memperkuat kerja sama dua negara di berbagai bidang, khususnya perdagangan, investasi, dan hubungan antarmasyarakat.
Pernyataan itu jadi salah satu sikap bersama yang disampaikan perwakilan dari dua pihak pada seminar virtual yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bersama Kedutaan Besar Kolombia di Jakarta, Selasa.
“Peringatan 40 tahun hubungan diplomatik ini jadi momentum bagi Kolombia dan Indonesia untuk meningkatkan hubungan ke tingkatan yang lebih tinggi,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Mahendra Siregar saat membuka seminar.
Baca juga: Tingkatkan kerja sama, menlu RI-Kolombia lakukan pertemuan virtual
Baca juga: Indonesia-Kolombia rencanakan studi kelaikan bersama perjanjian dagang
Mahendra menyebut masih banyak peluang kerja sama yang potensial atau dapat dieksplorasi lebih jauh, khususnya dalam bidang perdagangan, investasi, dan pendidikan.
Dalam kesempatan itu, Mahendra secara khusus menyebut Indonesia dan Kolombia akan meningkatkan kerja sama bidang pertanian, salah satunya terkait komoditas kelapa sawit.
“Di sektor pertanian, Indonesia dan Kolombia telah membangun kerja sama erat bidang kelapa sawit dan dua negara bersama-sama mengembangkan riset komoditas kakao. Dua negara juga memiliki kerja sama teknis di berbagai bidang, khususnya kelapa sawit,” terang Mahendra seraya menyebut ia telah menjalin komunikasi dengan para pengusaha kelapa sawit yang tergabung dalam FEDEPALMA/Federasi Produsen Kelapa Sawit Nasional Kolombia.
Tidak hanya itu, Mahendra juga mengatakan Indonesia mendukung upaya Kolombia mendapatkan keanggotaan penuh pada Dewan untuk Negara-Negara Produsen Kelapa Sawit (CPOPC).
Terkait dengan misi penguatan kerja sama, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia Priyo Iswanto menyebutkan dua negara menghadapi dua tantangan dalam upaya meningkatkan kerja sama, di antaranya kurangnya konektivitas dan masih rendahnya minat pelaku usaha dalam negeri memperluas jangkauan ke pasar-pasar nontradisional.
“Kita memiliki tingkat konektivitas yang rendah sehingga berdampak pada waktu tempuh dan biaya perjalanan,” terang Dubes Priyo.
Walaupun demikian, tantangan itu perlahan diatasi dengan perjanjian kerja sama bebas visa yang disepakati dua negara bulan lalu. Tidak hanya itu, Indonesia dan Kolombia pada tahun lalu juga telah menyepakati ketentuan dan mekanisme untuk studi kelayakan kerja sama pasar bebas.
“Kolombia berpotensi jadi pusat produk Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia, sementara Indonesia dapat menjadi pusat produk Kolombia untuk wilayah Asia Tenggara,” sebut Priyo.
Pendapat yang sama turut disampaikan oleh Duta Besar Kolombia untuk Indonesia Camilo Valenzia Gonzalez.
Dubes Gonzalez menyampaikan ada banyak sektor potensial yang dapat dijajaki lebih lanjut oleh dua negara, salah satunya pengembangan industri ekonomi kreatif.
“Misi Presiden Indonesia Joko Widodo sejalan dengan Presiden Kolombia Ivan Duque terkait ekonomi kreatif, dan dua negara dapat menggelar kegiatan bersama menguatkan industri ekonomi kreatif pada 2021,” terang Dubes Gonzalez.
Baca juga: Kolombia berharap "travel corridor" Jakarta-Bogota segera terwujud
Baca juga: Kolombia ingin Indonesia jadi pusat kerja sama dagang dengan ASEAN
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020