"Untuk penyaluran bantuan ini, kami mempercayakan aparat desa, sebab mereka diberi tanggung jawab untuk itu. Kami juga berkomunikasi langsung dengan para pengungsi karena semuanya berada di balai desa," ujar Tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulteng, Zulvaningsih, Kamis.
MRI ACT Sulteng menyalurkan batuan untuk penyintas bencana banjir di dua desa meliputi Desa Rezeki di Kecamatan Palolo dan Desa Rogo di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.
Bantuan itu berisi beberapa barang untuk kebutuhan darurat, seperti obat, makanan ringan, air mineral, popok bayi dan perlengkapan perempuan," ungkap Zulvaningsih.
Tim MRI-ACT berharap bantuan tersebut bisa membantu memenuhi kebutuhan darurat para pengungsi yang saat ini tengah mengungsi.
Zulva mengutarakan pendistribusian bantuan tersebut merupakan bantuan tahap pertama yang disalurkan oleh tim MRI-ACT Sulteng dan tidak menutup kemungkinan ada tindak lanjut dari hasil kunjungan ke lokasi banjir.
"Alhamdulillah saat ini kami masih membuka donasi jika ada dermawan yang ingin meringankan penderitaan para korban, bisa datang langsung ke kantor kami atau kunjungi akun media sosial kami," sebut dia.
Hngga saat ini hujan masih terus mengguyur di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi. Pemerintah setempat kerap melakukan imbauan agar warga tetap waspada hingga beberapa hari kedepan.
Wilayah Kabupaten Sigi dalam beberapa pekan terakhir sering dilanda hujan dengan intensitas tinggi dan sedang. Dari laporan yang diterima ACT, di Desa Rejeki, terdapat satu unit rumah hanyut, delapan rumah serta satu sekolah terendam lumpur setinggi paha orang dewasa. Menurut Tim MRI ACT Sulteng, saat ini sebanyak 57 keluarga di Desa Rejeki mengungsi di balai desa dan sangat mebutuhkan uluran tangan.
Selain itu, lokasi banjir juga belum bisa dijangkau alat berat karena jaraknya yang jauh, dan medan yang sulit.
Banjjir juga terjadi di Desa Rogo di Kecamatan Dolo Selatan. Data Tim MRI ACT Sulteng sebanyak 41 rumah rusak berat, sementara untuk rusak sedang sebanyak 27 unit.
Saat ini alat berat tengah dioperasikan untuk melakukan normalisasi sungai serta membuka akses jalan yang sempat tertutup akibat tertimbun material kayu bercampur pasir dan lumpur.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020