Uni Eropa bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas meluncurkan EU-Indonesia Cooperation Publication 2020 sebagai upaya memperkuat komitmen pengembangan ekonomi hijau.Kemitraan Uni Eropa dan Indonesia yang berlangsung selama lebih dari 40 tahun telah membuat kemajuan besar
Peluncuran dilakukan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket secara daring, Kamis.
Publikasi tersebut merangkum upaya memajukan pembangunan berkelanjutan hingga mitigasi efek perubahan iklim, serta menyoroti berbagai pencapaian program-program pembangunan di Indonesia yang didukung Uni Eropa serta para negara-negara anggotanya.
"Kami sadar bahwa pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal memastikan upaya pemulihan ekonomi sejalan dengan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu prioritas pembangunan yang implementasinya menjadi target semua sektor. Kami yakin, upaya mencapai pertumbuhan ekonomi berkualitas hanya dapat dicapai jika di waktu yang sama, kita juga melakukan upaya pelestarian lingkungan," kata Suharso.
Baca juga: Indonesia, Inggris berkomitmen bangun ekonomi hijau pascapandemi
Kemitraan Uni Eropa dan Indonesia yang berlangsung selama lebih dari 40 tahun telah membuat kemajuan besar dalam menangani prioritas bersama dan tantangan global, termasuk mengatasi krisis kesehatan saat ini dan mengatasi perubahan iklim.
Kerja sama Uni Eropa dan Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi, sistem kesehatan, pendidikan, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan.
Di semua bidang ini, proyek kerja sama bertujuan untuk bertukar pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan membangun kapasitas, yang tercermin dalam tema publikasi tahun ini "Membangun Kapasitas untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau".
Vincent Piket mengatakan pandemi virus corona adalah guncangan sosial dan ekonomi secara tiba-tiba yang mempengaruhi semua masyarakat secara global.
"Uni Eropa dan negara anggotanya bertekad untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi krisis. Melalui upaya bersama, kita dapat mengatasi krisis kesehatan dan memastikan pemulihan yang hijau dan berkelanjutan," katanya.
Uni Eropa dan negara anggotanya baru-baru ini meluncurkan paket "Tim Eropa" untuk mendukung respons Indonesia terhadap pandemi virus corona.
Total 200 juta euro atau setara dengan Rp3,4 triliun telah dialokasikan untuk memasok alat pelindung, bekerja dengan masyarakat sipil dan kelompok rentan, dan investasi untuk memperkuat sektor kesehatan.
Ke depan, kerja sama dengan Indonesia akan mencakup metode inovatif untuk mendanai transisi hijau, pembangunan perkotaan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Sepanjang 2019, ada sejumlah kerja sama Uni Eropa-Indonesia yang telah dilakukan, antara lain ARISE Plus-Indonesia, yakni program bantuan terkait perdagangan baru akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, mendorong penciptaan lapangan kerja, dan berkontribusi pada daya saing perdagangan Indonesia.
Ada pula tiga proyek baru, yang memadukan hibah Uni Eropa dengan pinjaman dari bank pembangunan negara anggota Uni Eropa, untuk mendukung bidang reformasi prioritas dan investasi infrastruktur berkelanjutan di bidang-bidang seperti energi terbarukan.
Kerja sama lainnya yakni peluncuran keanekaragaman hayati laut dan dukungan perikanan pesisir dalam proyek Segitiga Terumbu Karang, untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan ekosistem laut di Maluku Utara dan Sulawesi Utara.
Selain itu juga dukungan berkelanjutan untuk mobilitas di pendidikan tinggi, termasuk lebih dari 1.600 beasiswa tahunan yang diberikan kepada pelajar Indonesia melalui program Erasmus + Uni Eropa dan skema beasiswa negara anggota.
Baca juga: Perusahaan Australia ini ingin kembangkan ekonomi hijau di Indonesia
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020