• Beranda
  • Berita
  • Ingin ke luar angkasa? Astronaut Indonesia beberkan syaratnya

Ingin ke luar angkasa? Astronaut Indonesia beberkan syaratnya

19 September 2020 18:39 WIB
Ingin ke luar angkasa? Astronaut Indonesia beberkan syaratnya
Ilustrasi (Pixabay)
Tidak sembarang orang bisa melewati seleksi untuk bisa pergi ke antariksa, astronaut perempuan pertama Indonesia Pratiwi Sudarmono membeberkan syarat yang harus dimiliki berdasarkan pengalamannya tiga dekade lalu.

Pratiwi memang batal berangkat ke luar angkasa pada 1986 karena program pesawat ulang-alik Amerika dihentikan sementara akibat meledaknya pesawat ulang-alik Challenger, namun dia telah melewati sejumlah seleksi dan pelatihan astronaut.

Kesehatan fisik menjadi salah satu pertimbangan utama tentunya. Pratiwi menuturkan, menurut NASA 75 persen anak muda bisa lolos seleksi fisik astronaut.

Namun bukan cuma itu yang jadi penilaian. Ketahanan mental juga tak kalah penting karena astronaut harus menjalani hari-hari ekstrem, jauh berbeda dari keseharian di bumi.

Baca juga: Batal ke antariksa, alasan astronaut Indonesia tak ikut misi lainnya?

Baca juga: Pratiwi Sudarmono ungkap persiapan jadi astronaut perempuan pertama


"Tapi ada ujian yang lebih ketat, seperti psikotest," kata Pratiwi di webinar bersama Komunitas Tintin Indonesia, Sabtu.

Ada karakter yang harus dimiliki seseorang untuk lulus seleksi astronaut, diantaranya adalah orang yang bisa menghadapi tekanan, tidak mudah marah, juga bisa mengambil keputusan tepat di tengah kondisi darurat.

"Hal semacam itu yang beberapa kali diujikan," kata Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selain diawasi dan diuji di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pratiwi juga diuji di National Aeronautics and Space Administration (NASA), lembaga antariksa Amerika Serikat.

Anggota misi wahana antariksa STS-61-H, yang bertujuan membawa satelit komersial termasuk satelit Palapa B3, itu pun mempelajari struktur kendaraan luar angkasa yang akan dipakai.

"Yang berat itu mempelajari sistem kerja pesawat ulang-alik. Bagi saya, seorang dokter dan ahli laboratorium, cukup sulit."

Sepulangnya dari pelatihan antariksa, peraih gelar doktor bidang biologi molekuler dari Universitas Osaka ini mendedikasikan waktunya di dunia mikrobiologi.

Baca juga: Sembilan tahun menumpang Soyuz, NASA kirim astronot pakai roket SpaceX

Baca juga: NASA tangguhkan misi kembali ke bulan karena corona

Baca juga: Astronot Apollo 11 Buzz Aldrin keluhkan kemampuan AS saat ini ke Bulan

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020