"Pada gelombang pertama awal Maret kasus terkonfirmasi hampir semua kasus import dari pelaku perjalanan, sedangkan sejak akhir Agustus didapat kluster baru rumah tangga," kata Barita, Ahad.
Dia menjelaskan, pada Juni sampai Juli Singkawang sempat masuk zona hijau dengan nol kasus, namun sejak Agustus terus meningkat dan sampai hari ini setidaknya ada 25 orang yang positif COVID-19, terdiri dari 9 orang dirawat dan 16 orang isolasi mandiri. Sementara pasien suspek yang dirawat ada sebanyak tiga orang.
Dia mengatakan penularan terjadi secara lokal dengan kontak erat serumah, ini terjadi merata hampir di seluruh Indonesia bukan hanya di Singkawang dan diduga karena mulai adanya pelonggaran di masyarakat serta kurangnya disiplin dalam melakukan protokol kesehatan.
Baca juga: Kembali bertambah, positif COVID-19 di Singkawang-Kalbar naik 20 kasus
Baca juga: Jumlah kasus COVID-19 di Singkawang menjadi 19 orang
"Saat ini Singkawang berada pada zona oranye, yang artinya risiko penularan sedang dan sangat diperlukan adalah disiplin bersama seluruh masyarakat menjalankan protokol kesehatan, pakai masker dengan benar, terutama saat keluar rumah dan melakukan pertemuan/kontak dengan orang lain," tuturnya.
Dia menambahkan, jika tidak sangat perlu lebih baik berdiam di rumah saja, hindari pertemuan/nongkrong bersama yang tidak begitu penting.
"Kalau harus bertemu dengan orang lain jaga jarak dan pakai masker, mencuci tangan dengan sabun/air mengalir atau pakai hand sanitizer. Jika ini dipatuhi secara konsisten sebenarnya secara tidak langsung pembatasan sosial sudah dilaksanakan dengan sadar oleh masyarakat. Semoga ke depan semua bisa disiplin dan patuh dengan protokol COVID-19," ungkapnya.
Sementara Anggota DPRD Singkawang, Muhammadin mengatakan berkaitan dengan semakin banyaknya orang yang terpapar Virus Corona di Kota Singkawang, hal terpenting adalah bagaimana kesiapan pemerintah daerah mengantisipasi masyarakat agar tidak semakin banyak yang terpapar, yaitu dengan terus menerus mengadakan sosialisasi walaupun sudah sangat sering menyampaikan hal tersebut.
"Aturan pelanggaran juga harus tetap dilakukan, pemerintah daerah kalau bisa meminta rumah sakit lainnya juga ada yang bisa menyiapkan tempat isolasi apabila terjadi lonjakan yang signifikan," katanya.
Dia berharap, tidak terjadi lebih banyak lagi kasus terkonfirmasi positip COVID-19, meskipun hasil tes usap (swab test) masih banyak yang belum keluar.
"Hal terpenting memang bagaimana membuat masyarakat bisa patuh terhadap protokol kesehatan," katanya.*
Baca juga: Singkawang mendapat tiga tambahan kasus konfirmasi COVID-19
Baca juga: Wali Kota Singkawang sembuh dari COVID-19
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020