Melalui proyek ini, kami ingin melakukan validasi para tenaga profesional dalam manajemen kebencanaan dan memastikan mereka memiliki keahlian dan kompetensi yang mumpuni.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Center), dalam kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan, meluncurkan program sertifikasi dan standardisasi guna meningkatkan kapasitas penanganan kebencanaan di kawasan.
Program tersebut dinamai ‘ASEAN Standards and Certification for Experts in Disaster Management’ (ASCEND) dan secara resmi diluncurkan secara virtual dari Jakarta pada Selasa.
Direktur Eksekutif AHA Center Adelina Kamal menjelaskan bahwa program tersebut merupakan proyek tiga tahun dengan nilai 3,3 juta dolar AS (Rp49 miliar) dan didanai oleh Dana Kerja sama ASEAN-Republik Korea (AKCF).
Baca juga: EU tawarkan teknologi satelit untuk pantau bencana di Asia Tenggara
Baca juga: EU kucurkan 10 juta Euro tingkatkan kapasitas atasi bencana ASEAN
Dia menjelaskan bahwa fokus dari program ASCEND adalah untuk melakukan sertifikasi terhadap para tenaga profesional dalam bidang penanganan kebencanaan berdasarkan standar-standar di ASEAN yang telah disepakati.
“Melalui proyek ini, kami ingin melakukan validasi para tenaga profesional dalam manajemen kebencanaan dan memastikan mereka memiliki keahlian dan kompetensi yang mumpuni. Tujuannya adalah untuk bisa berkontribusi pada terwujudnya visi ASEAN untuk menjadi pemimpin global dalam manajemen kebencanaan di 2025,” ujar Adelina.
AHA Centre sendiri akan mengimplementasikan proyek ASCEND dengan dukungan dari para ahli Departemen Pemadam Kebakaran Nasional Korea, dalam kolaborasi yang disebut akan menguntungkan bagi kedua pihak.
“Satu hal yang ASEAN bisa pelajari dari Korea Selatan adalah pengembangan dan pengelolaan dari Tim Bantuan Bencana Korea Selatan (the Korea Disaster Relief Team), yang juga telah mendapatkan pengakuan sebagai tim SAR yang utama oleh United Nations International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG),” kata Adelina.
Sementara itu, Project CoordinatorASCEND, Andrew Mardanugraha, menjelaskan bahwa tujuan program tersebut termasuk untuk memastikan penanganan bencana di kawasan dilakukan oleh pelaku profesional yang kompeten, membentuk pedoman untuk sertifikasi ahli penanganan kebencanaan di seluruh negara-negara anggota ASEAN, serta untuk memastikan para profesional dapat bekerja sama baik di negara masing0masing maupun di negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Terkait dengan pandemi COVID-19 yang masih membatasi pergerakan masyarakat, terutama antarnegara, dia menjelaskan bahwa saat ini program akan dijalankan via online.
“Kami membuat perubahan yang signifikan dalam jadwal program sehingga dalam masa pandemi ini kami memprioritaskan aktivitas yang tidak membutuhkan pertemuan secara langsung, jadi kami akan mulai dengan baseline studies kemudian memfinalisasi perangkat sertifikasi dan membangun platform sistem registrasi data base,” ujarnya.
Pihaknya menargetkan untuk menjangkau 100 partisipan untuk mengikuti program tersebut.
Selain perwakilan dan Direktur Eksekutif AHA Centre, acara peluncuran virtual tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi, Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN Lim Sungnam, para duta besar dan perwakilan dari negara-negara ASEAN, serta para mitra dialog ASEAN Mission di Jakarta dan National Disaster Management Organisations (NDMOs) dari negara-negara ASEAN.
Baca juga: MDMC sampaikan strategi penanggulangan bencana di forum ASEAN
Baca juga: AHA Center: Pakar kebencanaan Indonesia berpeluang belajar ke Eropa
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020