Dalam surat yang ditujukan kepada kepala rumah sakit, yang salinannya dilihat oleh Xinhua, dirjen kementerian Hezi Levi memperingatkan bahwa sistem kesehatan Israel diprediksikan bakal melebih batas kapasitas dalam hitungan pekan atau beberapa hari ke depan.
Dalam 10 hari, akan ada tambahan 200 hingga 300 pasien COVID-19 dalam kondisi serius, termasuk yang menggunakan ventilator, menurut Levi.
Pada Senin, jumlah pasien kritis COVID-19 di Israel mencapai rekor 651 orang, dari 1.348 pasien rawat inap saat ini.
"Seperti dalam kondisi darurat, saya berharap manajemen rumah sakit terlibat dalam upaya nasional untuk mengatasi beban morbiditas," tulis Levi.
Levi juga mengumumkan pembentukan markas operasi nasional, yang akan beroperasi selama 24 jam penuh, untuk mengawasi aktivitas COVID-19 di seluruh rumah sakit serta memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi mereka.
Sumber: Xinhua
Baca juga: Kasus corona melonjak, Israel umumkan karantina wilayah parsial
Baca juga: Ribuan warga protes Netanyahu atas COVID-19, dugaan korupsi
Baca juga: Israel tutup lab uji COVID-19 lantaran salah diagnosis belasan pasien
Aneksasi Israel dan COVID-19 perparah kondisi rakyat Palestina
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020