• Beranda
  • Berita
  • Wall Street "rebound" setelah pejabat Fed beri kepastian kebijakan

Wall Street "rebound" setelah pejabat Fed beri kepastian kebijakan

23 September 2020 08:19 WIB
Wall Street "rebound" setelah pejabat Fed beri kepastian kebijakan
Ilustrasi - Pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berhasil membukukan keuntungan dipimpin oleh saham-saham sektor consumer discretionary, layanan komunikasi dan teknologi. Sementara itu, sektor energi, keuangan dan kesehatan jatuh karena kewaspadaan investor terh

Wall Street rebound dari penurunan tiga sesi sebelumnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah pejabat Fed memberikan kepastian kebijakan, sekalipun ada kemungkinan penundaan stimulus fiskal baru oleh Kongres dan peningkatan jumlah kasus virus corona mengurangi harapan pemulihan ekonomi lebih cepat.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 140,48 poin atau 0,52 persen menjadi berakhir di 27.288,18 poin. Indeks S&P 500 bertambah 34,51 poin atau 1,05 persen, menjadi menetap di 3.315,57 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup 184,84 poin atau 1,71 persen lebih tinggi menjadi 10.963,64 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berhasil membukukan keuntungan dipimpin oleh saham-saham sektor consumer discretionary, layanan komunikasi dan teknologi. Sementara itu, sektor energi, keuangan dan kesehatan jatuh karena kewaspadaan investor terhadap hambatan spesifik sektoral.

Baca juga: Wall Street jatuh dipicu prospek pemulihan buruk, Dow anjlok 942 poin

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kepada panel kongres pada Selasa (22/9/2020) bahwa sementara ekonomi Amerika telah menunjukkan "peningkatan yang nyata" sejak pandemi virus corona mendorongnya ke dalam resesi, jalan ke depan tetap tidak pasti dan bank sentral AS akan berbuat lebih banyak jika diperlukan.

Rebound dipimpin oleh Amazon.com yang melonjak 5,7 persen setelah Bernstein meningkatkan peringkat sahamnya menjadi "outperform" dengan mengatakan perusahaan akan terus menerima dorongan dari pelanggan premium dan pedagang pihak ketiga bahkan setelah pandemi berhasil diatasi.

Baca juga: Saham Aussie dibuka turun tajam, terseret anjloknya Wall Street

Microsoft Corp, Apple Inc, Alphabet Inc dan Facebook Inc, yang telah memicu reli Wall Street sejak pandemi menghantam pasar pada Maret, semuanya naik lebih dari 1,6 persen. Mereka telah menanggung beban penurunan baru-baru ini.

“Pasar sedang mencari stabilitas. Sekali lagi investor dan pedagang akan mencari nama-nama yang telah terlalu terpukul,” kata Kenny Polcari, kepala strategi pasar di SlateStone Wealth LLC di Jupiter, Florida.

Saham AS pada Senin (21/9/2020) memperpanjang penurunan tiga minggu berturut-turut karena kekhawatiran putaran baru penguncian di Eropa dan kebuntuan di Kongres atas ukuran dan bentuk RUU tanggapan virus corona lainnya merusak harapan pemulihan ekonomi yang cepat.

"Kami memiliki beberapa kekhawatiran tentang sejumlah hal berbeda yang merusak prospek pertumbuhan jangka pendek," kata Jim Paulsen, kepala strategi investasi di The Leuthold Group di Minneapolis, yang juga mengutip prospek ekonomi Federal Reserve yang berhati-hati.

“Ini adalah ketakutan jangka pendek yang akan hilang karena saya pikir ada cukup banyak arus ke arah positif,” katanya.

Baca juga: Wall Street dibuka menguat tipis setelah aksi jual sesi sebelumnya

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Selasa (22/9/2020) melaporkan 6.825.697 kasus baru virus corona dan mengatakan bahwa jumlah kematian telah meningkat 438 menjadi 199.462.

Para investor sekarang bersiap untuk periode volatilitas pasar yang lama karena kekhawatiran atas ketidakpastian politik yang berkembang di Washington yang telah dipertajam oleh meninggalnya Hakim Mahkamah Agung Ruth Bader Ginsburg pekan lalu.

“Semua energi politik akan diarahkan ke pencalonan Mahkamah Agung berikutnya. Saya tidak melihat mereka memperhatikan hal itu dan mendorong stimulus pada saat yang bersamaan,” kata Mike Zigmont, kepala perdagangan dan penelitian di Harvest Volatility Management di New York.

Presiden Fed Chicago Charles Evans memperingatkan bahwa ekonomi menghadapi risiko pemulihan yang lebih lama dan lebih lambat, jika bukan resesi langsung lainnya, jika Kongres gagal memberikan lebih banyak stimulus.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020