• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes sebut ada 1.146 klaster penularan COVID-19 di Indonesia

Kemenkes sebut ada 1.146 klaster penularan COVID-19 di Indonesia

23 September 2020 17:28 WIB
Kemenkes sebut ada 1.146 klaster penularan COVID-19 di Indonesia
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan dr Mariya Mubarika (empat dari kanan) saat menyerahkan bantuan Kemenkes kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diwakili langsung Ketua Umum PB IDI Dr. Daeng M Faqih, SH, MH (tiga dari kanan) pada 12 April 2020. (FOTO ANTARA/Andi J/HO-Twitter @PBIDI).

Penambahan klaster paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 1.146 klaster penularan COVID-19 di seluruh Indonesia hingga Selasa (22/9) 2020.

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan dr Mariya Mubarika dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, mengungkapkan terdapat 1.146 klaster penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Jumlah klaster penyebaran COVID-19 tersebut, katanya, meningkat dibandingkan hari sebelumnya pada Senin (21/9) yang sebanyak 1.137 klaster.

Ia menyebutkan bahwa penambahan klaster paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan didominasi oleh kelompok pesantren.

Baca juga: Cegah penularan COVID-19, santri ponpes di Pati-Jateng dipulangkan

Baca juga: Ponpes diminta gandeng pemerintah desa siapkan karantina santri

Sembilan klaster baru penularan COVID-19 itu, kata dia, antara lain Pondok Pesantren Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Pondok Pesantren Kelurahan Purwanegara, Kecamatan Purwokerto Utara, Kelompok Warga Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kabupaten Salatiga, Gedung Menara Wijaya Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Kabupaten Klaten, Pondok Pesantren di Kabupaten Kendal, Puskesmas Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Arisan RT Pedukuhan Tlogolelo Kulon Progo, dan Markas Paspampres.

“Kita pantau secara ketat dan terus menerus oleh unsur-unsur kesehatan di wilayah terkait. Untuk itu, masyarakat tidak perlu panik, pemerintah menjamin tidak akan ada penularan keluar klaster,” kata Mariya Mubarika.
 
Sesditjen Kesmas Kemenkes drg Kartini Rustandi (pertama kiri) dan Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan dr Mariya Mubarika (tiga dari kiri)  pada kegiatan Kampanye Nasional Disiplin Pakai Masker di seluruh tatanan, termasuk di kawasan industri dan membagikan masker di dua perusahaan di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jabar, Rabu (2/9/2020). 9FOTO ANTARA/Andi J/HO-Twitter @KemenkesRI)
 
Sementara itu, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per Rabu (23/9) 2020 tercatat bertambah 4.465 kasus sehingga total menjadi 257.388 orang, sedangkan korban meninggal tercatat bertambah 140 jiwa sehingga total menjadi 9.977 kematian dari pasien positif COVID-19.

Sedangkan untuk pasien yang telah pulih dari penyakit karena virus SARS CoV 2 tercatat bertambah 3.660 orang, sehingga total menjadi 187.958 orang. Berdasarkan distribusi jumlah kasus, DKI Jakarta mencatatkan tambahan jumlah pasien sembuh terbanyak, yaitu 1.105 orang, dengan kasus positif sebanyak 1.133 orang dan kasus meninggal 28 orang.

Kasus suspek yang saat ini masih dipantau ketat oleh pemerintah sebanyak 109.541 orang dengan 494 kabupaten/kota yang telah terdampak di 34 provinsi. Sementara itu, spesimen yang telah diperiksa hingga 23 September 2020 sebanyak 38.181 sampel, sehingga total spesimen yang telah diperiksa sebanyak 3.032.250 sampel.

Baca juga: WHO: Menghentikan klaster menyebar ke komunitas kunci perangi corona

Baca juga: Satgas: Implementasikan WFH pekerja dengan komorbid dilarang ke kantor

Baca juga: Erick Thohir berharap Indonesia tak masuk daftar negara kluster Corona

Baca juga: Di Banyumas-Jateng masih ada tiga klaster penyebaran COVID-19

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020