"Tersangka yang diketahui bernama Kaiser Imam Mandal karena melakukan tindak pidana keimigrasian yang dilakukan dengan sengaja dengan memberikan data yang tidak sah untuk memperoleh dokumen perjalanan RI bagi dirinya sendiri," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Sukabumi M Taufik Sulaeman di Sukabumi, Kamis.
Informasi yang dihimpun, kasus ini terungkap saat tersangka mengajukan permohonan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi pada Maret 2020 lalu, namun petugas mencurigai dokumen persyaratan yang diberikan oleh WNA ini.
Baca juga: Kantor Imigrasi Jakpus tangkap 44 WNA yang melebihi izin masa tinggal
Adapun dokumen yang dicurigai tersebut adalah kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), kartu keluarga dan buku nikah. Dari kecurigaan tersebut, pihak Kantor Imigrasi langsung melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini.
Penyelidikan pun dilakukan dengan menghubungi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur terkait dokumen kependudukan WNI dan buku nikah tersebut. Keterangan dari dua instansi tersebut ternyata KTP dan KK serta buku nikah milik WNA Bangladesh sah.
Tidak sampai itu, Kantor Imigrasi Sukabumi kemudian menghubungi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM RI untuk mengetahui apakah ada atas nama Kaisar Imam Mandal mengajukan pergantian kerwarganegaraan dari WNA menjadi WNI dan ternyata tidak ada.
Baca juga: Imigrasi Blitar amankan seorang WNA ilegal
Dengan mengumpulkan berbagai bukti dan keterangan akhirnya Kantor Imigrasi Sukabumi menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan tersangka telah melanggar aturan keimigrasian Indonesia dan dilakukan penangkatakan di rumah di Kampung Bakom, Desa Cikancana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Ulahnya tersebut tersangka melanggar dua pasal sekaligus, yakni Pasal 126 huruf C UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian juncto Pasal 119 ayat (1) UU 6/2011. WNA ini pun terancam hukuman penjara selama lima tahun dan denda Rp500 juta.
"Saat ini tersangka sudah kami titipkan ke Lapas Kelas II B Nyomplong, Kota Sukabuimi dan kasusnya sudah P21 yang dalam waktu dekat akan segera disidangkan. Meskipun tersangka berdomisili di Cianjur, namun melakukan aksinya di Kota Sukabuimi tepatnya di Kantor Imigrasi Sukabumi," tambahnya.
Taufik mengatakan ternyata dari hasil penyidikan tersangka sudah tinggal di Cianjur sejak 2011 dan menikah dengan warga setempat. Bahkan, selama itu pun Kaiser tidak pernah kembali ke negaranya, sehingga over stay.
Baca juga: Kantor Imigrasi Sukabumi deportasi 27 WNA
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020