• Beranda
  • Berita
  • Papua tegaskan tak ada tuan rumah pendamping PON 2021

Papua tegaskan tak ada tuan rumah pendamping PON 2021

24 September 2020 20:01 WIB
Papua tegaskan tak ada tuan rumah pendamping PON 2021
Suasana Gedung Olahraga (GOR) Cenderawasih di Kota Jayapura, Papua, Selasa (22/9/2020). Renovasi gedung tersebuti masuk tahap akhir dan ditargetkan selesai di penghujung tahun 2020 untuk dipergunakan sebagai Venue Tinju pada PON XX tahun 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Indrayadi TH/wsj.
KONI Papua menegaskan tidak ada tuan rumah pendamping untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 dan meminta seluruh pihak menghormati keputusan presiden terkait pencoretan 10 cabang olahraga pada ajang empat tahunan itu.

Sekretaris Umum KONI Papua Kenius Kogoya menyatakan tuan rumah PON 2021 hanyalah Bumi Cenderawasih. 

Dia pun meminta provinsi lain menghentikan upayanya  memperjuangkan 10 cabang tercoret, yakni balap sepeda, tenis meja, bridge, gateball, ski air, boling, dansa, petanque, woodball, dan golf.

"PON XX tahun 2021 itu hanya akan digelar di Bumi Cenderawasih, tidak ada provinsi lain. Semua pihak harus hormati keputusan presiden," kata Kenius dalam laman resmi PON, Kamis.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo yang memutuskan mengurangi jumlah cabang olahraga yang akan dimainkan di PON sesuai dengan kemampuan Provinsi Papua.

"Bukan kami (Papua) yang minta dikurangi, tetapi dalam rapat terbatas dengan presiden, gubernur Papua meminta penambahan anggaran pembangunan infrastruktur, tetapi presiden perintahkan untuk mengurangi cabang olahraga, pengurangan cabor pun kami melakukan koordinasi dengan semua pihak," kata dia.

Baca juga: Papua daftarkan venue bola voli PON 2021 masuk rekor MURI

Pengurus induk organisasi cabang olahraga terus berupaya agar kesepuluh cabor tercoret itu bisa tampil dalam PON tahun depan.

Pengurus Besar Ikatan Sports Sepeda Indonesia (PB ISSI), misalnya, bahkan telah melobi Menpora Zainudin Amali untuk membantu cabang olahraga balap sepeda bisa dimainkan di Papua.

PB ISSI berpendapa cabang balap sepeda harus dipertandingkan di PON karena atlet mereka telah dibina demi mempersiapkan diri tampil dalam multievent nasional terbesar itu.

Meski banyak provinsi kecewa dengan pencoretan 10 cabor ini, menurut Kenius, pembinaan atlet tidak hanya dilakukan lewat PON, tetapi juga  kejuaraan daerah, nasional dan internasional.

Dengan begitu, jika ada pihak lain yang terus melakukan manuver menggelar 10 cabor di provinsi lain, maka itu bukan PON di Papua.

"Tujuan PON ini kan mempererat persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia, kalau hanya soal prestasi itu bukan tujuan kita," pungkas dia.

Baca juga: 217 bus siap digunakan untuk PON Papua 2021

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020