Ternak warga Agam mati dimangsa satwa liar

25 September 2020 00:05 WIB
Ternak warga Agam mati dimangsa satwa liar
Pemilik dan petugas sedang berada di lokasi kambing dimangsa satwa liar, Kamis (24/9). (antarasumbar/Istimewa)

sampai di kandang, saya menemukan banyak bercak darah dan kandang dalam kondisi rusak

Hewan ternak jenis kambing milik warga Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ditemukan mati dimangsa satwa liar tidak jauh dari kandangnya, Kamis.

Pemilik ternak, Zulven Henri (35) di Lubukbasung, Kamis, mengatakan, ia mengetahui satu ekor kambingnya mati ketika hendak melihat kambing di dalam kandangnya pada Kamis pagi.

"Saat sampai di kandang, saya menemukan banyak bercak darah dan kandang dalam kondisi rusak," ujarnya.

Baca juga: Lima kera disita petugas di Jaktim

Selanjutnya, ia mengikuti arah jejak darah tersebut dan menemukan tubuh kambing miliknya sudah dalam kondisi mati dengan luka robek pada bagian bawah leher.

Bangkai kambing itu ditemukan dengan jarak sekitar 50 meter dari kandang.

Setelah itu, pihaknya melaporkan kepada perangkat nagari, Bhabinkamtibmas dan petugas Polhut KPHL Agam Raya Wilayah Matur.

Baca juga: Kawanan kera mengacak-acak kantor lurah di Payakumbuh

Petugas bersama pemilik selanjutnya kembali ke lokasi tempat ditemukan kambing itu.

"Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, selanjutnya informasi kejadian tersebut disampaikan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam," katanya.

Sementara itu, Pengendali Ekosistim Hutan BKSDA Resor Agam, Ade Putra menambahkan kuat dugaan kambing dimangsa oleh satwa liar. Ini mengingat dalam beberapa waktu belakangan ini kejadian serupa juga pernah terjadi.

"Sebelumnya satu ekor anak kerbau terluka dan dua ekor kambing mati dimangsa yang diduga satwa liar jenis harimau sumatera," lanjutnya.

Baca juga: Pertamina lanjutkan program konservasi penyu di pesisir Cilacap

BKSDA Resor Agam bakal menurunkan tim ke lokasi pada Jumat (25/9), karena saat ini tim BKSDA sedang berada di Kabupaten Pasaman Barat.

Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan di BKSDA, maka tim akan melaksanakan identifikasi lapangan untuk mengetahui faktor penyebab kambing tersebut terluka dan mati.

"Tim juga mencari tanda-tanda keberadaan baik berupa jejak, cakaran dan kotoran untuk menentukan jenis satwa liar itu," ujarnya.

BKSDA mengimbau warga untuk berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di ladang serta mengamankan ternaknya.

Sebelumnya satu ekor anak sapi milik warga juga mati akibat dilukai satwa liar jenis harimau di lokasi yang sama pada 24 September 2019.

Baca juga: BKSDA: Gajah mati di Pidie diduga tersengat listrik

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020