Harga emas berjangka berbalik arah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah mencatat kerugian tiga hari berturut-turut, karena dolar sedikit mundur dan pejabat Federal Reserve (Fed) menegaskan kembali akan mempertahankan kebijakan moneter longgarnya.The Fed terus memberi tahu kami bahwa mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan segala sesuatu tidak terjadi secara buruk
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 8,5 dolar AS atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 1.876,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (23/9/2020) harga emas berjangka anjlok 39,2 dolar AS atau 2,05 persen menjadi 1.868,40 dolar AS per ounce.
Harga emas berjangka terpangkas tiga dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.907,60 dolar AS pada Selasa (22/9/2020), setelah terpuruk 51,5 dolar AS atau 2,62 persen menjadi 1.910,60 dolar AS pada Senin (21/9/2020), dan naik 12,2 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 1.962,10 dolar AS pada akhir pekan lalu (18/9/2020).
Baca juga: Harga emas Antam amblas Rp5.000 hari ini, nyaris dibawah Rp1 juta
Setelah turun dalam tiga sesi terakhir, emas menemukan dukungan karena short-covering menyusul kondisi oversold. Analis pasar berpendapat bahwa penurunan harga emas baru-baru ini ke level terendah dua bulan telah meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut.
“The Fed terus memberi tahu kami bahwa mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan segala sesuatu tidak terjadi secara buruk, dan itu tentunya merupakan katalisator untuk berpikir bahwa akan ada lebih banyak akomodasi, yang dapat meningkatkan emas,” Kepala Strategi Komoditas TD Securities, kata Bart Melek.
Baca juga: Saham Spanyol balik melemah, Indeks IBEX 35 tergerus 0,16 persen
Pejabat Fed telah menegaskan kembali kebijakan suku bunga rendah mereka sampai pasar tenaga kerja pulih atau inflasi naik menjadi dua persen.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen setelah menyentuh level tertinggi dua bulan di awal sesi.
Ada asumsi luas di pasar keuangan bahwa Kongres AS tidak akan memberikan stimulus ekonomi lebih lanjut setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, yang membebani emas, kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.
Baca juga: Saham Jerman setop untung beruntun, Indeks DAX 30 susut 0,29 persen
"Jadi konfirmasi bahwa keadaan menjadi lebih buruk secara ekonomi, seperti yang Anda lihat pada angka pengangguran, telah mendorong emas naik."
Laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis pada Kamis (24/9/2020) menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal meningkat secara tak terduga menjadi lebih buruk dari yang diperkirakan 870.000 dalam pekan yang berakhir 19 September.
Harga emas telah turun sekitar 10 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada Agustus karena ekspektasi stimulus lebih lanjut dari pemerintah memudar ketika Kongres AS menemui jalan buntu.
Baca juga: Saham Inggris ditutup merosot, indeks FTSE 100 jatuh 1,30 persen
Namun para analis pasar memperkirakan prospek bullish jangka menengah untuk emas atas kekhawatiran atas pemilihan Amerika Serikat.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 9,1 sen atau 0,39 persen menjadi ditutup pada 23,196 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun lima dolar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 838 dolar AS per ounce.
Baca juga: IHSG ditutup jatuh, tertekan aksi jual investor asing
Baca juga: Saham Malaysia "rebound" dari kerugian, Indeks KLCI naik 0,29 persen
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020