Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani menyampaikan bahwa pelaku usaha optimistis Indonesia cukup kompetitif untuk menarik relokasi investasi yang terjadi di berbagai belahan dunia.
“Kita sangat mau menerima mereka makanya pemerintah juga "propose" untuk memberikan fasilitas-fasilitas khusus, seperti insentif, yang ada hubungannya dengan tanah, penyediaan lahan, kemudian insentif fiskal dan nonfiskal. Jadi memang pemerintah siap sekali menerima investasi untuk masuk,” kata Shinta dihubungi di Jakarta, Jumat.
Shinta menambahkan, Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang tengah dibahas di DPR juga menjadi daya tarik investor untuk menanamkan usahanya di Tanah Air.
Baca juga: Stabilitas sosial dinilai penting untuk gaet relokasi investasi
“Sekarang yang paling menjadi kunci memang kan sudah ada RUU Cipta Kerja yang lagi digodok di DPR. Semoga itu bisa selesai juga dan bisa membantu investor-investor yang mau masuk,” ungkap Shinta.
Menurut Shinta, dalam RUU Cipta Kerja, banyak aspek untuk memudahkan investor berbisnis di Indonesia, mulai dari kemudahan izin usaha baik pusat dan daerah, maupun unsur lainnya.
Untuk itu, Shinta berharap agar potensi relokasi investasi tersebut dapat ditangkap dengan baik oleh seluruh pemangku kepentingan di Indonesia.
Baca juga: Bahlil pastikan tiga perusahaan relokasi masuk ke Batang, termasuk LG
Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan sebanyak 143 perusahaan berencana melakukan realokasi investasi ke Indonesia di antaranya dari Amerika Serikat (AS), Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, Jepang, dan China.
“Data dari BKPM terdapat 143 perusahaan yang memiliki rencana realokasi investasi ke Indonesia dengan potensi penyerapan tenaga kerja lebih dari 300 ribu orang,” kata Airlangga.
Airlangga menyatakan adanya rencana realokasi itu menandakan pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran berharga bahwa rantai pasok barang tidak bisa terpusat di satu negara.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020