"Dengan berbagai rekomendasi latihan harian baru, Forerunner memperbarui fitur penganjuran waktu pemulihan (recovery time advisor) dan fitur pemantauan kesehatan untuk membantu para pelari dan atlet triathlon pemula melampaui kemampuan terbaik mereka," kata Direktur Garmin Asia, Scoppen Lin, dalam keterangan pers, dikutip Sabtu.
Forerunner 745 dirancang untuk dapat digunakan di lingkar pergelangan tangan yang kecil, dengan bobot 47 gram.
Baca juga: Garmin benarkan terjadi serangan siber setelah layanan tumbang
Baca juga: Garmin setop layanan global karena serangan ransomware
Jam tangan pintar ini dilengkapi alat pemantau performa buatan Firstbeat Analytics, antara lain berupa VO2 max, beban latihan (training load), status latihan dan efek latihan aerobik dan anaerobik.
Garmin menambahkan Running Dynamics Pod atau Chest Heart Rate Monitor, pelari dapat melihat enam metrik lari, termasuk tingkat kecepatan langkah per menit (cadence) dan panjang langkan per meter (stride length).
Forerunner 745 juga bisa digunakan pesepeda dan perenang, untuk melacak keseimbangan kanan-kiri serta posisi duduk dan berdiri. Sementara di dalam air, smartwatch ini berfungsi untuk melacak jarak, kayuhan dan kecepatan.
Garmin Forerunner 745 memiliki fitur recovery time advisor, rekomendasi berapa lama pengguna perlu beristirahat sebelum latihan intensif.
Jam tangan ini dirancang untuk dipakai setiap hari, sensor Pulse Ox yang disematkan di pergelangan tangan akan memberikan gambaran tentang kualitas tidur pengguna.
Untuk perempuan, Forerunner 745 memiliki fitur pelacakan menstruasi agar pengguna bisa menyesuaikan dan merancang latihan dengan siklus biologis mereka.
Jam tangan ini bisa digunakan selama 16 jam dengan mode GPS dan satu minggu dalam mode smartwatch. Perangkat dipasarkan seharga Rp7.999.000.
Baca juga: Garmin teliti perubahan aktivitas fisik selama pandemi COVID-19
Baca juga: Smartwatch pendeteksi dini COVID-19 sedang diteliti
Baca juga: Fitbit dan Garmin diinvestigasi atas dugaan pelanggaran paten
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020