Zverev yang tidak pernah bermain di lapangan tanah liat sejak tahun lalu tertinggal 1-4 pada set pembuka sebelum membalikkan keadaan dalam laga Court Philippe Chatrier yang atapnya tetap terbuka sekalipun gerimis terus mengucur.
"Tutup atap!" teriak salah seorang dari segelintir penonton ketika pertandingan memasuki set kedua.
Baca juga: Thiem dan Zverev saling puji setelah lalui laga final US Open
Baca juga: Wawrinka singkirkan Murray di Roland Garros
Teriakan itu membuat Zverev tersenyum tetapi tidak mempengaruhi fokus petenis Jerman ini saat dia merancang pertemuan dengan petenis Prancis Pierre-Hugues Herbert atau petenis kualifikasi dari Amerika Serikat Michael Mmoh pada babak kedua.
"Saya tak bermain di lapangan tanah liat sebelum ini, (tahun ini) yang pertama bagi saya dan memang tidak mudah. Hujan dan dingin, saya harus terbiasa dengannya," kata petenis berusia 23 tahun ini seperti dikutip Reuters.
"Dia pemain yang bagus di lapangan jenis ini. Dia tumbuh bersama (sesama petenis Austria) Dominic Thiem."
Menjawab kritik terhadapnya, Zverev berkata, "Beberapa orang bilang saya tak bermain bagus di Grand Slam, saya akan buktikan mereka salah tahun ini."
Zverev yang tidak pernah berhasil melewati babak delapan besar Roland Garros, mencapai semifinal Australian Open sebelum dikalahkan Thiem pada final US Open awal bulan ini.
Baca juga: Otoritas Prancis hanya izinkan 1.000 penonton di French Open
Baca juga: Coco Gauff tumbangkan unggulan kesembilan Johanna Konta
Baca juga: Azarenka lalui babak pertama meski sempat terkendala cuaca
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020