“Target kita di tahun 2024, prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen. Untuk mencapai ini tidak mudah, dibutuhkan kerja sama dengan seluruh dinas, badan dan OPD terkait,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Muhammad Ichsan Mustari pada Rapat Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Konvergensi Stunting di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Selasa.
Baca juga: Wapres terima laporan penurunan angka stunting di Sulsel
Baca juga: Sulsel targetkan tekan angka kekerdilan menjadi 29,2 persen di 2020
Dalam merealisasikan itu, kata dia, dilakukan dengan membentuk enam rencana aksi yang meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup Peran Desa dan Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM).
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappelitbangda Sulsel Junaedi saat membacakan sambutan Gubernur Nurdin Abdullah mengatakan stunting merupakan masalah serius yang mengancam pertumbuhan generasi muda baik secara fisik maupun mental, sebab akan mempengaruhi kemampuan intelegensia anak.
Dalam upaya menurunkan angka stunting, dibutuhkan peran aktif dari seluruh stakeholder terkait dengan memenuhi prasyarat pendukung mencakup komitmen politik, kebijakan dan keterlibatan pelaksanaan, serta kapasitas untuk mengimplementasikan.
"Pemprov Sulsel yang memiliki misi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui sektor kesehatan, perikanan, pemberdayaan, perempuan, maupun PKK," papar Junaedi.
Baca juga: Sulsel klaim berhasil tekan angka kekerdilan anak 5,1 persen
Baca juga: Entaskan "stunting" di Sulsel, PKK dorong optimalisasi posyandu
Ia menyebutkan pencapaian Sulsel untuk keluar dari 10 besar daerah dengan prevalensi tertinggi di Indonesia tidak lepas dari komitmen Gubernur, Wakil Gubernur dan Ketua TP PKK, yang mencanangkan program zero stunting sejak hari pertama dilantik.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020