"HID Fargo Ink 1000 adalah solusi bagi perusahaan kecil dan menengah yang memiliki pilihan terbatas untuk mencetak kredensial yang dipersonalisasi, mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan serta rumitnya perawatan yang dibutuhkan mesin pencetak kredensial," kata Hary Kartono, Director of Sales, Secure Issuance, HID Global ASEAN and Pakistan dalam konferensi pers virtual pada Rabu.
Menyasar perusahaan kecil dan menengah, inovasi printer tersebut diklaim yang pertama yang menawarkan teknologi inkjet di pasar mesin pencetak kartu secara global.
Baca juga: Canon rilis printer nirkabel PIXMA terbaru
Baca juga: Keunggulan printer bisnis Epson ukuran cetak 64 inci
Printer baru tersebut diklaim memiliki sejumlah keunggulan di antaranya mengeliminasi kebutuhan pita cetak maupun media kartu khusus yang biasanya diperlukan dalam proses mencetak dengan penggunaan teknologi sublimasi warna.
Selain itu, katrid tinta mudah dipasang yang berisi tinta yang sudah diformulasikan secara khusus untuk mencetak gambar maupun teks tahan pudar, sesuai dengan standar kartu PVC (polyvinyl chloride).
"Satu katrid bisa mencetak 300 sampai 400 kartu," kata Harry.
Sistem pencetakan inkjet printer tersebut sesuai dengan kartu PVC yang mengakomodasi sebagian besar tipe kartu standar (PVC) yang ada di pasar saat ini untuk pencetakan kartu inkjet thermal satu sisi, termasuk laminated PVC untuk kartu kredit.
Printer mampu mencetak resolusi tinggi hingga 600 x 1200 DPI (dots per inch) sehingga hasil cetak tajam dan jelas.
Baca juga: Keunggulan printer Epson spesialis foto 12 warna
Baca juga: Epson T-Series sasar kebutuhan cetak dokumen kantor
Selain itu, teknologi pemanas dan tinta yang diformulasikan secara khusus, memudahkan proses pencetakan, pengeringan yang cepat, dilengkapi stabilitas UV yang mencegah hasil cetak memudar.
"Printer hadir dengan ukuran compact, dan soket input output yang berada pada sisi yang sama yang mudah dioperasikan," kata Hary.
Printer juga menggunakan perangkat pembaca identitas berukuran mini HID OMNIKEY® 5127CK memungkinkan encoding nirsentuh untuk berbagai pintu akses, mesin vending otomatis, mesin untuk absensi waktu dan kehadiran, aplikasi program hadiah dan loyalitas, serta kartu finansial untuk pasar entrylevel yang menggunakan QR code.
Printer dibanderol seharga 1.000 hingga 1.500 dolar AS. Meski sedang dalam situasi pandemi COVID-19, HID Global mengaku tetap optimis dengan pangsa pasar printer khusus kartu identitas di Indonesia.
"Dengan adanya COVID-19, bisnis kita lumayan turun dengan alasan orang kan lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting dibanding pencetakan kartu, tapi kami optimis setelah COVID-19 market akan kembali lagi dan malah lebih kuat," kata Hary.
Baca juga: Fujifilm luncurkan smartphone printer Instax Mini Link
Baca juga: Renault gunakan printer 3D untuk membuat pelindung medis
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020