1. Lihat daftar bahan
Daftar tersebut memberi gambaran umum mengenai "komposisi" bahan penyusun produk pangan olahan. Bahan-bahan disusun dari jumlah maksimum hingga jumlah paling sedikit.
"Komposisi yang ditulis paling depan, itulah yang jumlahnya paling banyak," kata Rimbawan.
Misalnya, sebuah produk mencantumkan bahan penyusun sebagai "gula, air dan konsentrat buah". Maka, sebagian besar produk terbuat dari gula dan bahan yang paling sedikit adalah konsentrat buah.
2. Waspadai ada bahan yang berisiko terhadap kesehatan
Bahan yang berisiko terhadap kesehatan bila dikonsumsi berlebihan, termasuk gula, garam dan lemak. Anjuran yang diberikan adalah "lebih sedikit lebih baik". Asupan tinggi dari bahan tersebut kerap dikaitkan dengan terjadinya obesitas, masalah jantung koroner, stroke hingga diabetes.
3. Perhatikan kandungan nilai gizi
Informasi nilai gizi pada kemasan dapat diberikan dalam satuan per saji, per 100 gram atau per 100 ml dan disajikan pula persen terhadap Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan. Konsumen bisa membandingkan kandungan zat gizi dari berbagai merek pangan tertentu.
Rimbawan mengatakan, perhatikan juga kandungan vitamin, mineral, serat dan protein yang masih harus ditingkatkan konsumsinya bagi sebagian masyarakat Indonesia. Jika ada logo "Pilihan Lebih Sehat", maka produk itu punya kadar zat gizi tertentu yang lebih baik untuk kesehatan dibandingkan produk sejenis.
4. Dapatkan nilai lebih
Periksalah harga per sajian produk pangan dan cek berapa banyak porsi yang bisa didapat dari kemasan yang ada. Dua hal bisa Anda perhatikan, yakni berat bersih yang merupakan jumlah produk di dalam kemasan, juga jumlah porsi dalam kemasan yang bisa membantu Anda memutuskan apakah produk itu sebanding dengan harganya.
5. Perhatikan densitas energi
Kepadatan energi mengacu pada rasio kalori terhadap berat makanan. Lebih sedikit kalori per takaran saji pada umumnya lebih baik untuk mengatur berat badan. Pangan dengan densitas energi lebih rendah akan membantu konsumen merasa kenyang karena ukuran porsi relatif lebih besar, tapi jumlah kalori relatif rendah.
6. Pahami klaim pangan
Pahamilah bahwa produk yang diklaim nol kalori sebetulnya bisa mengandung hingga empat kalori per porsi. Sedangkan produk bebas lemak bisa mengandung hingga 05, gram lemak per porsi. Produk rendah lemak bisa memiliki tiga gram untuk produk padat dan 1,5 gram lemak untuk produk cair.
Rimbawan mengajak masyarakat untuk membiasakan diri membaca label pangan agar bisa memilih produk sesuai kebutuhannya. Label gizi, kata dia, adalah media komunikasi antara produsen dan konsumen serta bentuk penghormatan terhadap hak konsumen atas informasi dan hak memilih.
"Tanggung jawab konsumen adalah membaca informasi pada label," kata dia.
Baca juga: Label gizi di produk pangan bantu cegah risiko penyakit tidak menular
Baca juga: Baca label kemasan jika sarapan makanan instan
Baca juga: Inilah tips membaca label komposisi makanan
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020