Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan tidak ada kompromi dengan pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
"Pancasila selalu digoda setiap saat, selalu digoyang setiap saat. Negara harus tegas pada soal itu, enggak boleh ada kompromi," kata Ganjar usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila secara virtual di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Kamis.
Selain upaya menangkal paham yang ingin mengganti Pancasila, lanjut Ganjar, pemerintah juga harus terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dengan cara serta metode yang memenuhi unsur kebaruan.
Baca juga: Penghujung September '65 dalam ingatan saksi sejarah
"Kalau dahulu modelnya penataran, di ruang tertutup dan sifatnya klasikal, sekarang mesti dibuat yang lebih menarik. Dengan video, dengan pemanfaatan media sosial, dan lainnya," ujarnya.
Apalagi, kata dia, media sosial saat ini sudah digempur dengan banyak isu yang melawan Pancasila sehingga sudah saatnya mengisi media sosial dengan isu-isu Pancasila agar masyarakat bisa mendapatkan inspirasi untuk berbuat baik.
"Ya, isu gotong royong, tolong-menolong, menghormati perbedaan alias toleransi, dan lainnya. Yang begini-begini ini harus memenuhi semua media, termasuk media sosial," katanya.
Tak hanya pemerintah, Ganjar juga meminta berbagai lapisan masyarakat tetap menjaga kesaktian Pancasila dengan melakukan sosialisasi dan edukasi tentang Pancasila kepada masyarakat.
"Tidak hanya sosialisasi, tetapi juga harus dibumikan melalui contoh dan teladan yang baik, misalnya saat pandemi COVID-19, mari kita amalkan nilai-nilai Pancasila dengan menolong sesama, gotong royong demi kemanusiaan yang adil dan beradab," ujarnya.
Baca juga: Presiden pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020