• Beranda
  • Berita
  • Santri di 257 pondok pesantren Riau didorong jadi wirausahawan andal

Santri di 257 pondok pesantren Riau didorong jadi wirausahawan andal

2 Oktober 2020 06:33 WIB
Santri di 257 pondok pesantren Riau didorong jadi wirausahawan andal
Tiga orang santri peserta program Santripreneur Kementerian Perindustrian mengemas roti di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018). Pemerintah gencar menjalankan program Santripreneur dengan memberikan bantuan mesin industri dan pelatihan-pelatihan di sejumlah pondok pesantren guna mengejar target pertumbuhan 20.000 wirausaha baru hingga akhir tahun 2019. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.


Melalui program "santriprenuer" ini maka santri dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga mampu berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan santri dalam pendidikan

Pemerintah Provinsi Riau kini giat mendorong para santri yang mengikuti pendidikan di 257 pondok pesantren agar bisa menjadi wirausahawan yang andal dalam bidang perkebunan sawit untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka di pondok.

"Dukungan ini perlu dikembangkan karena potensi santri menjadi wirausaha berbasis UMKM sawit sebagai program pemberdayaan ekonomi daerah cukup besar sehingga harus diberikan perhatian yang sungguh-sungguh ," katanya dalam keterangan di Pekanbaru, Jumat.

Gubernur menyampaikan itu saat menjadi pembicara dalam webinar Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB - UI).

Menurut dia Riau memiliki 308 pondok pesantren dengan satu Pondok Pesantren Program Muadalah, lima  Pondok Pesantren PDF dan 45 merupakan Pondok Pesantren Kesetaraan serta  257 pondok pesantren yang melaksanakan satuan pendidikan lainnya.

Karena itu, kata dia, dukungan pemerintaht terhadap pondok pesantren dibuktikan dengan menyelesaikan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Penyelenggaraan Pondok Pesantren.

Di dalamnya tercakup memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan infrastruktur pesantren, operasional psantren dan pembangunan rumah ustadz melalui APBD dan CSR, bantuan bibit tanaman, penguatan kesehatan pesantren serta mengembangkan jejaring pesantren dengan pihak lain dalam pengembangan keterampilan pesantren.

"Melalui program 'santriprenuer' ini maka santri dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga mampu berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan santri dalam pendidikan," katanya.

Sementara itu, Kasi Pondok Pesantren dan Ma'had Aly ustadz Fakhri mengatakan terdapat beberapa pesantren di Riau yang telah mengembangkan usaha di bidang ekonomi, di antaranya dalam bentuk industri olahan rumah tangga, produksi air mineral, toserba, produksi sabun cair, koperasi pesantren.

Selain itu, pengembangan usaha di bidang perkebunan kelengkeng, nanas, cabai, sayur sayuran, perikanan dan peternakan serta perkebunan sawit, di mana pada umumnya pesantren di Riau melibatkan santri dan bekerja sama dengan perusahaan di daerah itu. 

Baca juga: Wapres: Pesantren sangat berpotensi kembangkan komoditas sawit

Baca juga: Wirausaha santri dinilai sebagai arus baru ekonomi Indonesia

Baca juga: Kemenag bantu Rp990 juta pembelajaran daring 66 ponpes di Kampar

Baca juga: Konsisten cetak wirausaha, Kemenperin lanjutkan program Santripreneur

Baca juga: Kementerian PUPR bangun rusun pondok pesantren di Riau

Pewarta: Frislidia
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020