• Beranda
  • Berita
  • Batik Tulis Singkawang mampu tembus pasar Sarawak

Batik Tulis Singkawang mampu tembus pasar Sarawak

2 Oktober 2020 16:50 WIB
Batik Tulis Singkawang mampu tembus pasar Sarawak
Priska Yeniriatno menunjukkan hasil batik tulis (Cap Go Meh) yang dibuatnya. (ANTARA/Rudi)
Berkat hobi membatik yang ditekuninya, membuat Priska Yeniriatno mampu menembus pasar Sarawak Malaysia untuk memasarkan produk batik buatannya.

"Membatik adalah merupakan satu-satunya hobi yang saya miliki dan dapat dibagikan secara percuma tanpa beban, karena membatik juga merupakan ruang meditasi yang bisa mengembalikan semua energi yang saya miliki," kata Penggiat Batik Kota Singkawang, Priska Yeniriatno saat memaknai peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini.

Baginya, kesulitan saat membatik adalah mencari teman yang seirama dalam hal membatik di Singkawang. Namun, menurutnya senangnya cukup banyak, karena dengan membatik membuat hati dan perasaannya tenang.

"Dengan membatik juga bisa bikin hati tambah tenang, menjadi karya yang pada akhirnya bisa menghasilkan uang," tuturnya.

Baca juga: Hari Batik Nasional, Annisa Pohan kasih endorse gratis pengrajin batik

Baca juga: Rerie: Jadikan Hari Batik Nasional momentum kebangkitan produk lokal


Selain itu, dengan membatik juga bisa mendatangkan banyak teman untuk berkolaborasi. "Teman yang membeli, teman bertukar cerita sekaligus sebagai teman curhat," ungkapnya.

Dari membatik, menurutnya bisa membuat penampilan menjadi cantik, keren, apik dan selalu berbudaya.

Hasil karya batik tulis yang dihasilkan Priska pun ternyata cukup dikenal di di Indonesia dan sampai ke Mancanegara seperti Sarawak Malaysia.

"Pembeli dari luar pada saat pameran di Sarawak, Jakarta, Batam dan lain-lain," ujarnya.

Saat ini, Priska sudah memiliki anak binaan 21 orang yang aktif di Kampung Batik. "Kampung Batik ini ada di tiga kecamatan yang ada di Singkawang seperti Kecamatan Singkawang Selatan, Timur dan Barat," katanya.

Sayangnya, di masa pandemi COVID-19 Kampung Batik cukup lama vakum (tidak aktif). "Akan mulai lagi setelah pandemi ini berakhir," katanya.*

Baca juga: Batik mengandung nilai budaya yang tidak dimiliki bangsa lain

Baca juga: Batik Melayu Riau kekurangan penerus hanya dua perajin tersisa

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020