Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Jumat, mengatakan 68 kasus baru positif COVID-19 berasal dari Distrik Mimika Baru sebanyak 46 kasus, Distrik Kuala Kencana sebanyak 10 kasus, Distrik Wania sebanyak lima kasus, Distrik Mimika Timur Jauh (Portsite) sebanyak empat kasus , Distrik Iwaka sebanyak dua kasus dan satu kasus berasal dari Distrik Tembagapura.
Yang lebih miris lagi, katanya, pada Jumat ini terdapat dua pasien meninggal dunia di RSUD Mimika. Satu pasien berasal dari Distrik Mimika Baru dinyatakan positif terpapar COVID-19, sementara satu pasien lagi berstatus probable.
Namun, khabar menggembirakannya, sebanyak 19 pasien COVID-19 sudah dinyatakan sembuh.
Baca juga: Warga Mimika-Papua yang meninggal akibat COVID-19 capai 18 orang
Baca juga: Dinkes sebut COVID-19 di Mimika-Papua dalam kondisi gawat darurat
Secara kumulatif, kata Reynold, jumlah kasus COVID-19 yang ditemukan di Mimika sejak 25 Maret hingga saat ini mencapai 1.701 kasus, dengan jumlah kumulatif pasien sembuh sebanyak 1.116 orang dan pasien meninggal dunia sebanyak 19 orang.
Saat ini terdapat 566 kasus aktif COVID-19 di Mimika yang masih menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit (RSUD Mimika, RS Tembagapura dan RSMM), shelter Wisma Atlet Mimika Sport Complex dan sebagian lagi melakukan isolasi mandiri.
Reynold mengatakan penularan lokal pandemi COVID-19 di Mimika kini sudah dalam kondisi darurat dan mengkhawatirkan.
Berdasarkan laporan dari Direktur RSUD Mimika dan RSMM Timika, katanya, tempat tidur di ruang isolasi pasien COVID-19 di dua rumah sakit itu kini sudah penuh.
Saat ini RSUD Mimika merawat sekitar 63 pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat, RSMM Timika merawat sekitar 20 pasien, sementara 70 pasien lainnya kini menjalani program isolasi mandiri di Wisma Atlet di pusat fasilitas olahraga Mimika atau Mimika Sport Complex.
"Jumlah pasien COVID-19 di Mimika saat ini meningkat drastis dari sebelumnya rata-rata sekitar 15 orang per hari menjadi 20 orang per hari. Itu membuat fasilitas kesehatan terutama tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit kini penuh sesak," katanya.
Selain kesiapan tempat tidur di ruang isolasi yang terbatas, kedua rumah sakit di Kota Timika itu kini juga menghadapi kesulitan mendapatkan gas medis (oksigen), dimana kebutuhan per hari saat ini di Timika sekitar 60 tabung oksigen, jauh meningkat dibanding pada kondisi normal atau pada awal masa pandemi COVID-19 di Mimika yang kebutuhan per harinya hanya sekitar 20 tabung oksigen.
"Apakah kondisi kita di Mimika terutama di Kota Timika saat ini sedang darurat, ya, saya bisa memastikan itu. Kluster penularan COVID-19 di Mimika sekarang ini sudah liar, atau tidak jelas lagi. Tingginya angka kematian pasien COVID-19 di Mimika selama periode September hingga awal Oktober ini karena pasien yang datang ke rumah sakit rata-rata sudah dalam kondisi berat," ucapnya .
Dengan melihat beban tugas yang sangat berat di rumah sakit sekarang ini, katanya, menggambarkan orang yang terinfeksi COVID-19 di luar rumah sakit di Mimika sudah sangat banyak.
Reynold mengatakan saat ini tenaga yang paling dibutuhkan di RSUD Mimika yaitu dokter anastesi untuk penanganan pasien COVID-19 di ruangan ventilator.
"Saat ini tenaga dokter anastesi di RSUD Mimika hanya satu orang. Tentu faktor kelelahan akan mempengaruhi. Saat ini RSUD Mimika siap untuk merekrut tenaga tambahan. Kami juga membutuhkan dukungan tenaga dari Dinkes Provinsi Papua, sementara bantuan tenaga dari Kemenkes melalui program dokter spesialis baru akan tiba di bulan Desember," ujarnya.*
Baca juga: Polisi Mimika larang warga berkumpul cegah penularan COVID-19
Baca juga: Lima positif COVID-19, Dishub Mimika bekerja dari rumah
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020