• Beranda
  • Berita
  • Dua puskesmas di Yapen ditutup karena nakes positif COVID-19

Dua puskesmas di Yapen ditutup karena nakes positif COVID-19

2 Oktober 2020 23:41 WIB
Dua puskesmas di Yapen ditutup karena nakes positif COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Karolus Tanati. (ANTARA/HO/pihak ketiga)
Dua puskesmas di Kabupaten Kepulauan Yapen saat ini ditutup akibat sejumlah tenaga kesehatan terjangkit dan positif COVID-19.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kep.Yapen Korolus Tanati kepada Antara, Jumat petang, mengatakan kedua puskesmas yang ditutup itu adalah Puskesmas Serui Kota dan Puskesmas Mareni.
 
Namun untuk Puskesmas Mareni mulai Jumat, sudah mulai beroperasi secara terbatas, kata Tanati seraya mengakui, saat ini sudah terjadi penularan lokal yang masif.
 
Sejak diberlakukan tatanan kehidupan baru jumlah kasus positif terus meningkat. Jika, dilakukan pemeriksaan 30 sampel tes usap yang dilakukan melalui tes cepat monukular (TCM) maka 20 hingga 25 sampel dinyatakan positif COVID-19.

Baca juga: RSUD Serui tutup layanan kesehatan akibat nakes positif COVID-19
 
Saat ini tercatat 164 orang positif COVID-19, tiga orang diantaranya meninggal, 27 orang sembuh dan delapan orang dirawat di RSUD Serui.
 
Sedangkan 126 orang lainnya yang positif COVID-19, namun dalam kondisi sakit ringan dan tanpa gejala serta melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.
 
Sementara itu Direktur RSUD Serui dr.Johnny Abaa secara terpisah mengatakan operasional di rumah sakitnya berangsur-angsur normal walaupun masih ada sejumlah poliklinik yang melakukan pelayanan terbatas.
 
RSUD Serui sempat menutup pelayanan sejumlah poli namun kini sudah beroperasi mengingat rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya yang ada di Serui yang juga melayani masyarakat dari Kabupaten Waropen dan Mamberamo Raya.
 
"RSUD Serui memang bukan rumah sakit rujukan untuk pasien positif COVID-19, namun karena adanya penolakan dari sejumlah rumah sakit yang berada di dekatnya seperti RSUD Biak dan RSUD Nabire, maka kami memaksimalkan pelayanan," kata dr. Abaa yang dihubungi dari Jayapura.*
 
 
 

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020