Direktur Utama PT Indofarma Tbk Arief Pramuhanto menyediakan layanan mobile tes Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi COVID-19 seharga Rp600 ribu per tes, jauh di bawah harga standar tertinggi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp900 ribu per tes.Sudah terbit dari Kemenkes bahwa harga eceran tertinggi Rp900 ribu. Kami dari BUMN farmasi siap memberikan jasa di bawah harga tersebut
"Sudah terbit dari Kemenkes bahwa harga eceran tertinggi Rp900 ribu. Kami dari BUMN farmasi siap memberikan jasa di bawah harga tersebut. Untuk yang mobile PCR, itu berkisar antara Rp600 ribu per tes, bahkan kalau jumlahnya lebih banyak, bisa Rp500 ribu per tes," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Arief menuturkan mobile diagnostic berbentuk kendaraan roda empat dan bisa menjangkau daerah perdesaan sehingga bisa membantu pemerintah daerah untuk mendeteksi kasus COVID-19 di wilayah mereka.
Baca juga: Bio Farma ungkap arahan Wapres soal kehalalan vaksin COVID-19
Ia juga mengatakan banyak pemerintah daerah (pemda) yang kesulitan mengakses tes PCR. Begitu pula hasil tes PCR yang baru bisa didapatkan seminggu atau dua minggu kemudian.
"Dengan mobil ini bisa kita percepat karena hasilnya bisa keluar dalam 24 jam. Ini juga sudah banyak dipesan pemda, sudah sekitar 20 unit dan ke depan ada 10 unit tambahan (pesanan) lagi," katanya.
Perusahaan sendiri mampu memproduksi sekitar 10 unit mobile diagnostic per bulan. Kendaraan tersebut bisa melakukan 200-250 tes PCR per hari.
"Biaya satu mobil untuk 10 ribu tes. Kalau per tes Rp600 ribu, makan sekitar Rp6 miliar untuk satu kendaraan. Kami sudah mendapat izin dari Dinas Kesehatan tetapi harus pemda atau instansi atau swasta yang membeli. Ada pembelian reagen juga per bulan," jelasnya.
Baca juga: Bio Farma targetkan bisa produksi 3 juta reagen/bulan untuk tes PCR
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020