• Beranda
  • Berita
  • Menristek: Vaksin Merah Putih untuk COVID-19 harus semanjur mungkin

Menristek: Vaksin Merah Putih untuk COVID-19 harus semanjur mungkin

5 Oktober 2020 18:54 WIB
Menristek: Vaksin Merah Putih untuk COVID-19 harus semanjur mungkin
Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kiri) berbincang dengan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN Ali Gufron Mukti (kedua kanan) dan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio (kanan) usai mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc,
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro menginginkan vaksin Merah Putih dikembangkan harus semanjur mungkin untuk membangun antibodi tubuh melawan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Targetnya semanjur mungkin dan bisa membangkitkan antibodi penerima vaksin melawan paparan virus COVID-19. Karenanya kita menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia," kata Menristek Bambang saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Senin.

Bibit vaksin Merah Putih itu sedang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang beredar di Indonesia.

Baca juga: Gedung ILSC jadi pusat pengembangan Vaksin Merah Putih

Vaksin itu dikembangkan dengan platform subunit protein rekombinan.

Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengatakan tingkat efikasi atau kemanjuran dari vaksin COVID-19 yang dikembangkan Indonesia sebaiknya 70 persen untuk kemudian dipakai secara massal.

"Sebetulnya lebih bagus kalau di atas 70 persen tapi dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mereka mengatakan kalau seandainya efektivitasnya 50 persen maka itu bisa lanjut ke tahap berikutnya," ujar Wien.

Vaksin dikatakan efektif apabila bisa merangsang respon tubuh untuk menghasilkan antibodi untuk melawan kuman penyakit seperti virus atau bakteri.

Menurut Wien, jika tingkat efikasi atau kemanjuran vaksin COVID-19 yang dikembangkan Indonesia itu di atas 70 persen, maka dapat mencapai kekebalan populasi atau "herd immunity".

Baca juga: Kemenkes lakukan simulasi uji coba vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor
 
"Kalau misalnya 70 persen berarti kalau keseluruhan divaksinasi seluruh penduduk di Indonesia maka 70 persen di antaranya anggap saja kemudian terlindungi, terproteksi dari penyakitnya itu sudah cukup untuk memperoleh herd immunity," tuturnya.

Jika sudah disuntik vaksin dan terbangun kekebalan tubuh, maka aktivitas di tengah masyarakat diharapkan bisa berjalan lebih aman dan produktif.

Wien menuturkan vaksin COVID-19 yang diciptakan harus efektif, aman dan tidak menimbulkan efek samping.

"Tujuh puluh persen itu berarti efektif, aman dan tidak menimbulkan efek samping kalaupun menimbulkan efek samping pengennya bisa ditolerir sebagai contoh beberapa vaksin menimbulkan seperti pusing, sedikit mual," ujarnya.

Baca juga: Kemristek harapkan produksi massal vaksin Merah Putih di akhir 2021
Baca juga: Konsorsium riset COVID-19 cari mitra industri produksi vaksin
Baca juga: LIPI perkirakan uji praklinis vaksin COVID-19 mulai pertengahan 2021
Baca juga: Vaksin Merah Putih mungkin diberikan lebih dari sekali

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020