Hal itu diungkap dalam sebuah pengumuman pembaruan yang diunggah di situs resmi CDC pada Senin (5/10).
CDC mengatakan kadang virus corona bisa tersebar lewat partikel-partikel kecil yang mampu bertahan di udara dan menginfeksi orang dengan jarak yang sebelumnya dianggap aman.
"Pembaruan hari ini mengakui adanya beberapa laporan yang dipublikasikan yang menunjukkan keadaan terbatas dan tidak biasa di mana orang dengan COVID-19 menginfeksi orang lain yang berjarak lebih dari 6 kaki atau tak lama setelah orang yang positif COVID-19 meninggalkan suatu lokasi," kata CDC dalam rilis dikutip dari Bloomberg pada Selasa.
Baca juga: Dosen Undip buat alat sterilisasi udara yang bisa bunuh virus corona
Baca juga: Uni Eropa tinjau penularan virus corona melalui udara
Perubahan ini cocok dengan bukti ilmiah yang menyebut bahwa Sars-CoV-2 dapat ditularkan melalui udara pada jarak yang lebih besar daripada yang dipahami pada tahap awal pandemi.
Ada indikasi CDC bergerak menuju pembaruan panduannya. Bulan lalu, CDC memposting dan kemudian menghapus pedoman tentang transmisi udara, menyatakan hal itu sebagai draf yang diposting dalam kesalahan.
Panduan baru itu hadir ketika pandemi tampaknya bergeser ke fase yang lebih intens di AS.
Di 34 negara bagian, rata-rata tujuh hari kasus baru lebih tinggi daripada sebulan yang lalu, dan wabah virus di Gedung Putih tampaknya melebar.
Pada saat yang sama, sekolah-sekolah dibuka kembali, negara-negara bagian seperti Florida telah mencabut pembatasan restoran dan bisnis lainnya, dan pendekatan cuaca dan liburan yang lebih dingin diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang di dalam ruangan untuk bersosialisasi.
Baca juga: Riset di UB, sinar UV bisa bersihkan udara dari virus corona
Baca juga: AC bisa sebarkan virus corona? Ini kata pakar
Linsey Marr, seorang ahli tentang penularan virus di Virginia Tech, dalam sebuah tweet yang menyebut pembaruan itu "akurat dan sangat dibutuhkan mengakui penyebaran udara dan pentingnya masker setiap saat di sekitar orang lain dan ventilasi."
Dalam surat terbuka pada Juli, 239 ilmuwan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengenali potensi penyebaran udara.
Dalam sidang Senat bulan lalu, Direktur CDC Robert Redfield mengakui ada bukti penyebaran udara, tetapi mengatakan dokumen CDC yang dihapus belum dirapihkan untuk diterbitkan.
"Saya hanya ingin menekankan kepada publik Amerika dan bagi semua orang di sini bahwa dokumen yang naik adalah draf, belum ditinjau secara teknis oleh CDC," kata Redfield pada 23 September. Dia mengatakan agensi kembali ke yang telah ditinjau.
CDC Senin menegaskan kembali bahwa lebih umum bagi virus untuk menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Pembaruan ini tidak mengubah rekomendasi CDC tentang cara melindungi dari infeksi dengan mengenakan masker, tetap terpisah 6 kaki, mencuci tangan, membersihkan permukaan, dan tinggal di rumah ketika sakit.
"Rekomendasi CDC tetap sama berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada dan setelah tinjauan teknis menyeluruh dari panduan," kata agensi dalam rilis berita yang dikirim kepada wartawan, Senin.
Baca juga: Rekomendasi dokter jika COVID-19 dinyatakan menular lewat udara
Baca juga: Buang-buang energi jika bersihkan udara dari corona pakai antiseptik
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020