Heat membutuhkan keajaiban seandainya ingin menghalangi Lakers juara ke-17 kalinya di NBA.
Hanya sekali terjadi dalam sejarah Final NBA ketika sebuah tim membalikkan defisit 1-3 menjadi kemenangan ketika Cleveland Cavaliers yang saat itu diperkuat LeBron James menggulingkan Golden State Warriors pada 2016.
Namun, Spoelstra tidak mau menyerah setelah kalah di Orlando yang membuat impian juara Miami menjadi mengawang.
Baca juga: 28 poin LeBron James membuat Lakers di ambang juara NBA
Baca juga: Kiat Anthony Davis bersinar dalam debut Final NBA
"Pemain-pemain kami menyukai kompetisi dan menyukai tantangan," kata Spoelstra seperti dikutip AFP. "Kami di sini untuk satu tujuan. Kami tak pernah memperkirakan ini akan gampang. Kami cuma perlu istirahat dan pulih besok."
"Saya kira semua orang mungkin saja agak memanfaatkan hal itu. Mengkalibrasi lagi, kembali bekerja Kamis. Saya tahu kelompok saya akan siap. Kami akan merespons."
Spoelstra menyebut kekalahan Selasa malam itu terjadi dalam kontak fisik di pertahanan.
Sementara itu, bintang Heat Jimmy Butler menyatakan Miami tidak akan berdiam diri setelah kalah Selasa malam itu.
"Saya hanya beranggapan kami begitu yakin pada siapa kami dan bagaimana kami bermain, itulah yang akan kami keluarkan di sana dan lakukan," kata Butler.
"Kepercayaan diri kami tidak akan lari ke mana-mana, akan tetap tinggi, saya harus memastikan itu akan tetap tinggi, karena ini akan menjadi paling tinggi sepanjang masa agar menjadi kemenangan berikutnya."
Butler menyatakan Miami hanya perlu mengurangi kesalahan untuk membuka lagi peluang juara.
"Kami tahu kami harus lebih baik. Kami tahu kami bisa lebih baik, seperti saya sudah sering bilang," tutup Butler.
Baca juga: Heat kalahkan Lakers, perkecil defisit Final NBA jadi 1-2
Baca juga: Komisioner NBA bilang jeda musim 2021 untuk Olimpiade tidak mungkin
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020