Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengidentifikasi sembilan klaster keluarga yang mendominasi munculnya kasus baru COVID-19 di daerah itu selama 1,5 bulan terakhir.Hari ini ada lagi tambahan dua kasus baru yang juga tertular dari keluarga
"Sampai dengan 6 Oktober kemarin angka kasus konfirmasi positif (COVID-19) sudah tembus 405 orang. Tetapi untuk dominasi proses konfirmasi positif ini kebanyakan masih kontak erat dengan keluarga," kata Juru Bicara GTPP COVID-19 Tulungagung, Galih Nusantoro di Tulungagung, Rabu.
Baca juga: Khofifah gowes bareng penyintas di Tulungagung kampanye masker
Penularan yang terjadi antara orang-orang yang masih satu keluarga ini kemudian diistilahkan GTPP COVID-19 Tulungagung dengan identifikasi klaster keluarga.
Penularan biasanya diawali dengan adanya perjalanan salah satu anggota keluarga keluar kota yang menjadi daerah transmisi penularan COVID-19.
Saat kembali ke Tulungagung, yang bersangkutan jatuh sakit atau berstatus tanpa gejala dan tidak menyadari menularkan virus corona ke anggota keluarga yang lain.
Baca juga: Ketua DPD La Nyala Mattaliti sumbang 120 APD ke RSUD Tulungagung
"Ini biasanya baru ketahuan setelah melakukan tes usap mandiri karena keperluan pekerjaan, ada yang karena memang sakit. Mereka ini karena ketidaktahuannya, melakukan interaksi dengan anggota keluarga sehingga terjadilah penularan," kata Galih.
Klaster keluarga pertama diidentifikasi mulai marak ditemukan pada pertengahan Agustus, dan dalam sepekan terakhir ini diidentifikasi ada sembilan klaster keluarga.
Baca juga: Khofifah pesan tidak lengah protokol kesehatan meski bebas zona merah
"Hari ini ada lagi tambahan dua kasus baru yang juga tertular dari keluarga yang ternyata baru melakukan perjalanan dari daerah transmisi (PPDT)," kata Galih.
Total kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Tulungagung hingga saat ini (Rabu, 7/10) berjumlah 407 orang, dengan rincian sembuh 373 orang, meninggal tiga orang, perawatan delapan orang dan 23 orang isolasi.
Baca juga: Khofifah umumkan Jatim sudah terbebas dari zona merah COVID-19
Angka kesembuhan di daerah ini dengan demikian mencapai 91,6 persen (373/407).
"Untuk mencegahnya, maka ketaatan dalam melaksanakan protokol kesehatan masih menjadi kunci awal pencegahan COVID-19 agar tidak meluas," kata Galih.
(Update)
Baca juga: Mensos puji penanganan bantuan sosial di Surabaya
Baca juga: Mensos saksikan pencairan BST dan distribusi BSB di Surabaya
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020