• Beranda
  • Berita
  • Louise Gluck perpanjang daftar perempuan peraih Nobel Sastra

Louise Gluck perpanjang daftar perempuan peraih Nobel Sastra

8 Oktober 2020 20:17 WIB
Louise Gluck perpanjang  daftar perempuan  peraih  Nobel Sastra
Ilustrasi medali Hadiah Nobel. (NobelPrize.org) (/)

puisinya yang indah dan sederhana menunjukkan keberadaan manusia sebagai sesuatu yang universal,

Penyair asal Amerika Serikat, Louise Elisabeth Glück, 77, terpilih sebagai pemenang hadiah Nobel Sastra 2020 karena "puisinya yang indah dan sederhana menunjukkan keberadaan manusia sebagai sesuatu yang universal," kata Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, Kamis.

Glück pun menambah daftar perempuan yang meraih hadiah Nobel Sastra. Ia jadi perempuan ke-16 yang menerima penghargaan bergengsi itu sejak hadiah Nobel diberikan pertama kali pada 1901.

Louise Glück memulai debutnya di dunia sastra pada 1968 lewat buku kumpulan puisi, "Firstborn". Sejak saat itu, ia dianggap sebagai salah satu penyair penting dalam sejarah sastra kontemporer AS.

Hadiah Nobel merupakan penghargaan bergengsi dunia yang diberikan sejak 1901 oleh pihak akademi berdasarkan wasiat seorang penemu dinamit dan pebisnis asal Swedia, Alfred Nobel. Penghargaan itu diberikan dalam beberapa kategori yakni bidang ilmu kedokteran, fisika, kimia, sastra, dan perdamaian.

Baca juga: Nobel sastra 2018 ditiadakan akibat skandal seks panitianya
Baca juga: Patti Smith akan bernyanyi untuk antar Hadiah Nobel bagi Bob Dylan


Pihak akademi telah mengumumkan pemenang Nobel untuk kategori kedokteran, fisika, dan kimia minggu ini. Hadiah Nobel Perdamaian akan diumumkan, Jumat (9/10).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Nobel Prize (@nobelprize_org) on



Dalam beberapa tahun terakhir, hadiah Nobel Sastra kerap diwarnai kontroversi.

Penyelenggara pada tahun lalu mengumumkan dua nama pemenang Nobel Sastra 2018 setelah sempat ditunda satu tahun karena skandal kekerasan seksual yang melibatkan suami salah satu anggota akademi.

Akademi, lembaga yang telah berdiri selama 234 tahun, kemudian mengumumkan pihaknya akan meningkatkan transparansi seleksi penerima Nobel Sastra.

Namun, salah satu penerima Nobel Sastra yang diumumkan sebagai pemenang tahun lalu, yaitu Peter Handke mendapat sorotan warga dunia karena ia menyebut rakyat Serbia sebagai korban Perang Balkan. Handke juga menghadiri pemakaman seorang pelaku genosida, Slobodan Milosevic.

Handke merupakan seorang novelis dan penulis drama asal Austria.

Milosevic, penjahat perang, wafat dalam tahanan pada 2006 saat masih menunggu sidang Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag, Belanda, untuk kasus genosida.

Tidak hanya kontroversi pemilihan Handke, pemilihan Bob Dylan, seorang musisi asal Amerika Serikat, sebagai pemenang Nobel Sastra pada 2016 juga menimbulkan polemik. Pasalnya, Nobel Sastra umumnya diberikan ke para penyair dan sastrawan.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, upacara penyerahan hadiah Nobel pada tahun ini digelar lebih sederhana akibat pandemi COVID-19.

Rencana menggelar upacara penyerahan hadiah Nobel yang biasanya dilakukan  pada Desember di Stockholm, Swedia, terpaksa batal, digantikan oleh penyerahan hadiah secara langsung ke para pemenang di negaranya masing-masing.

Prosesi itu akan disiarkan oleh saluran televisi sehingga acara tersebut dapat disaksikan oleh masyarakat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Akademi Swedia pertahankan keputusan soal pemenang Nobel Sastra 2019
Baca juga: Skandal seks tunda pengumuman Nobel Sastra

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020