Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak saat ini terus melakukan sejumlah upaya percepatan untuk melahirkan guru besar atau profesor sebagai langkah untuk terus meningkatkan akreditasi atau kinerja bidang akademik di kampus terbesar yang ada di Kalbar tersebut.Muara atau kinerja Untan Pontianak bisa dilihat dari akreditasinya. Dalam akreditasinya tentu berkaitan di bidang akademik yang memiliki peranan penting sehingga hal itu menjadi perhatian
"Untan Pontianak sudah memberikan perhatian serius bagaimana lahir guru besar yang memang sangat dibutuhkan. Rektor dalam hal ini serius sekali dan terjun langsung menanganinya. Kami sangat mendukung penuh langkah Rektor Untan akan hal itu," kata Ketua Senat Untan Pontianak yang baru, Prof Dr M. Ismail Yusuf di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa Senat Untan Pontianak yang memiliki fungsi untuk memberikan pertimbangan penetapan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan rektor memandang perlu dan sudah semestinya perguruan tinggi di Kalimantan Barat itu melakukan percepatan guru besar.
Ditegaskannya bahwal angkah Rektor Untan dalam percepatan guru besar dinilai penting.
"Muara atau kinerja Untan Pontianak bisa dilihat dari akreditasinya. Dalam akreditasinya tentu berkaitan di bidang akademik yang memiliki peranan penting sehingga hal itu menjadi perhatian," katanya.
Ia menyebutkan saat ini secara lembaga Untan Pontianak sudah memiliki akreditasi B. Kalau dilihat dari 96 Program Studi (Prodi) yang ada di Untan Pontianak, peringkat A baru ada 10, B ada 77 dan C ada 8 dan ada 1 Prodi baru dengan akreditasi B.
"Potret yang ada saat ini akreditasi A masih di bawah 10 persen. Untuk itu target Rektor dan dukungan senat harus segera mengejar minimal 30 persen," katanya.
Terkait jumlah guru besar saat ini dari sekitar 1.000-an dosen yang ada, Untan Pontianak hanya memiliki 20-an orang guru besar. Tahun 2020 ini akan berkurang karena ada yang pensiun.
"Idealnya guru besar kita adalah 10 persen atau sekitar 100 profesor. Angka ideal itu yang akan dikejar sehingga hadir program percepatan guru besar. Kembali, Rektor Untan sudah berkomitmen untuk percepatan dengan program yang ada," katanya.
Soal kendala dihadapi, kata dia, tidak terlalu sulit karena para doktor hanya mengikuti prosedur atau ketentuan yang ada. Namun, secara umum pihaknya akan melihat sejauh mana lagi persoalan yang dihadapi di lapangan.
"Soal penerbitan jurnal internasional tentu satu di antara masalah yang dihadapi untuk mencapai guru besar. Kita akan lihat lagi apa saja kendala dan itu akan diberikan solusi. Target kami satu profesor lahirlah profesor lainnya melalui pendampingan atau lainnya," katanya.
Ia berharap dengan langkah atau upaya yang ada kinerja secara menyeluruh dalam aktivitas di Untan Pontianak semakin baik dan berkualitas.
"Semua berharap kampus atau perguruan tinggi terbesar di Kalbar ini semakin berkualitas," katanya.
Prof. Dr. Eng. Ir. Ismail Yusuf, M.T. merupakan PAW Senat Untan Pontianak hingga 2020 menggantikan ketua senat sebelumnya, Prof Asniar Ismail, SE, M.M karena telah memasuki masa pensiun.
Dalam pemilihan senat pada 28 September 2020 lalu secara online terdapat dua calon, ia mampu meraih 23 suara dan rekannya Prof. Dr. Ir. H. Abdurrani Muin, M.S sebanyak 19 suara.
Baca juga: Konferensi pendidikan dan pertumbuhan ekonomi digagas Untan-ACEC
Baca juga: Mahasiswa Untan manfaatkan limbah pisang jadi filter karbon masker
Baca juga: Youth Town Hall di Untan kenalkan dinamika ekonomi digital
Baca juga: Untan - Texas State University kerja sama hadapi revolusi industri 4.0
Pewarta: Dedi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020