Kendaraan ODOL itu menimbulkan kerusakan jalan dan mengakibatkan kecelakaan
Kementerian Perhubungan/Kemenhub menegaskan bahwa pihaknya segera menindak kendaraan yang melebihi ukuran dan muatan atau over dimention dan over load/ODOL dengan cara denda sebesar Rp24 juta.
Dia melanjutkan masalah kendaraan yang melebihi batas saat ini telah menjadi perhatian serius oleh pihaknya.
Dengan adanya kendaraan melebihi kapasitas akan berdampak terhadap kerusakan infrastruktur jalan, bahkan secara ekonomi setiap tahunnya negara mengalami kerugian hingga Rp45 miliar untuk perbaikan jalan yang rusak akibat ODOL.
"Dengan tindakan tegas ini, salah satu cara untuk memberikan kesadaran bagi pengusaha dan pelaku industri. Apabila ada yang melanggar lalu lintas jalan sebagaimana diatur dalam UU 22 Tahun 2009, bisa dipidana penjara dan denda," kata dia.
Kepala Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VI Provinsi Bengkulu-Lampung, Sigit Mintarso mengatakan bahwa pihaknya melakukan upaya pencegahan kendaraan ODOL dengan cara penguji melakukan pengecekan ke karoseri guna memastikan dimensi kendaraan sesuai dengan yang tertulis di Surat Keterangan Rancang Bangun (SKRB).
Kemudian untuk penindakan, pihaknya melakukan normalisasi pemotongan kendaraan dengan dimensi berlebih dan melakukan penegakan hukum dengan memberikan tanda garis dengan cat warna di setiap kendaraan yang melebihi dimensi serta penilangan terhadap kendaraan yang melebihi muatan.
"Harapan kita ke depan tidak ada lagi pelanggar ODOL sebagaimana yang di canangkan pemerintah yakni zero ODOL pada Januari 2023. Untuk mencapai itu, tentunya harus kita mulai dari sekarang," katanya.
Baca juga: Dirjen Hubdar minta perusahaan logistik segera perbaiki truk
Baca juga: Hutama Karya pasang alat WIM batasi ODOL di Tol Sumatera
Pewarta: Hisar Sitanggang/Damiri
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020