"Semua kita minta tetap melaksanakan protokol COVID-19 agar tidak terjadi klaster baru di wilayah pengungsian," ujar Ariza di Jakarta, Minggu.
Selain memastikan tempat pengungsian sehat bagi warga terdampak bencana alam tersebut, Pemprov DKI Jakarta juga menjamin kesehatan dan kebutuhan makanan mereka terjaga.
Ariza menyebutkan longsor dan banjir di Jalan Damai, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Sabtu malam mengakibatkan 300 rumah terendam, empat rusak, dan sekitar 500 jiwa mengungsi.
Hingga Minggu pagi, total masih ada 271 warga yang masih bertahan di pengungsian, karena aliran Kali Anak Setu masih menggenangi pemukiman warga.
"Genangan air yang tadinya mencapai 1,5 meter sekarang kurang lebih tinggal 30 cm," ujarnya.
Warga yang mengungsi tersebar di tiga lokasi yakni Sekolah Citra Alam, pendopo dan Mushola Al Ikhlas.
Upaya penanganan banjir dan longsor membutuhkan waktu untuk mengangkat puing-puing tembok perumahan yang rubuh menutup aliran sungai.
Upaya pengangkatan puing masih terkendala akibat sulitnya akses alat berat dalam jumlah banyak ke lokasi yang merupakan wilayah padat penduduk..
Untuk sementara petugas mengoperasikam pompa untuk menyedot air aliran Kali Anak Setu yang meluber ke pemukiman warga karena aliran kali yang masih tertutup material longsor.
"Perbaikan ini kita harapkan bisa dilakukan secepat mungkin, memang di sini ada kendala, pemukiman cukup padat, pintu masuk cuma satu lewat sini," ujarnya.
Baca juga: Pemprov DKI investigasi indikasi pelanggaran tata ruang di Ciganjur
Baca juga: Perbaikan longsor dan banjir Ciganjur terkendala akses
Pewarta: Laily Rahmawaty/Ricky Prayoga
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2020