• Beranda
  • Berita
  • Pembatasan lebih ketat tidak cukup kendalikan COVID-19 di Inggris

Pembatasan lebih ketat tidak cukup kendalikan COVID-19 di Inggris

13 Oktober 2020 10:50 WIB
Pembatasan lebih ketat tidak cukup kendalikan COVID-19 di Inggris
Seorang wanita berjalan melewati Teater Piccadilly di West End London, di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di London, Inggris, Kamis (13/8/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/AWW/djo)

Saya tidak yakin, dan tidak ada yang yakin, bahwa proposal tingkat 3 ... akan cukup mengatasi penyebaran COVID-19,

Pembatasan yang lebih ketat yang diumumkan pada Senin oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk wilayah Inggris yang diklasifikasikan sebagai risiko "sangat tinggi" dari COVID-19 tidak akan cukup untuk mengendalikan wabah di daerah tersebut, kata petugas medis utama pemerintah.

Di bawah sistem tiga tingkat yang baru, area berisiko "sangat tinggi" menyebabkan penutupan pub dan pembatasan lain untuk bersosialisasi.

Berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi, Kepala Penasihat Medis Chris Whitty mendesak otoritas lokal di "area tingkat-3", yang paling parah terkena, untuk menggunakan kekuatan mereka untuk memperkenalkan pembatasan tambahan.

"Saya tidak yakin, dan tidak ada yang yakin, bahwa proposal tingkat 3 ... akan cukup mengatasi penyebaran COVID-19," kata Whitty.

Baca juga: Sistem tes COVID-19 Inggris terkendala masalah pasokan Roche
Baca juga: Menkeu Inggris sebut prioritaskan lapangan kerja, bukan kenaikan pajak


"Dan itulah mengapa ada banyak fleksibilitas di tingkat tingkat 3 bagi pemerintah daerah, dipandu oleh direktur kesehatan masyarakat mereka, untuk menaikkan kisaran itu sehingga mereka dapat melakukan lebih banyak secara signifikan daripada basis mutlak itu," katanya.

Sejauh ini, kota Liverpool di barat laut Inggris dan sekitarnya adalah satu-satunya bagian dari Inggris yang diklasifikasikan sebagai risiko "sangat tinggi" atau tingkat 3.

Pembatasan tingkat 3 dasar lainnya termasuk larangan resepsi pernikahan dan penutupan pusat kebugaran  dalam ruangan, fasilitas olahraga, dan kasino.

Namun, sekolah, kafe, dan restoran tetap buka seperti halnya kebanyakan tempat kerja, meskipun jika memungkinkan warga didorong untuk bekerja dari rumah.

Menteri keuangan Inggris Rishi Sunak pada Jumat mengatakan dia tahu bahwa banyak warga khawatir tentang kondisi ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.

Hal itu disampaikan Sunak dalam komentar yang mengikuti serangkaian data angka pertumbuhan ekonomi Inggris yang mengecewakan pada Agustus.

"Angka hari ini menunjukkan ekonomi kita telah tumbuh selama empat bulan berturut-turut, tetapi saya tahu bahwa banyak orang khawatir tentang bulan-bulan pada musim dingin mendatang," kata Sunak dalam sebuah pernyataan.

Menkeu Inggris itu menambahkan bahwa dia bertujuan untuk melindungi lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.

Ekonomi Inggris tumbuh jauh lebih lambat dari yang diharapkan pada Agustus, sehingga memperlambat pemulihan ekonomi dari dampak langkah penguncian akibat virus corona, dan sebagian besar pertumbuhan yang terjadi ada pada program subsidi restoran pemerintah satu kali, berdasarkan data resmi.

Ekonomi Inggris pada Agustus berkembang 2,1 persen dari Juli, di mana angka itu lebih rendah dari yang diperkirakan. Angka itu merupakan pertumbuhan bulan keempat berturut-turut ketika Inggris mencoba untuk pulih dari rekor kemerosotan ekonomi selama masa penguncian akibat virus corona, menurut data resmi pemerintah pada Jumat.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris dapat mencapai 4,6 persen pada Agustus, menurut perkiraan rata-rata.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi di Inggris uji coba vaksin BCG untuk perlindungan dari COVID-19
Baca juga: Menkeu Inggris sadari kekhawatiran warga tentang kondisi ekonomi

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020