Program inkubator bisnis juga sejalan dengan prinsip UU Cipta Kerja yang mendorong lahirnya wirausahawan untuk menggerakkan perekonomian di Tanah Air
Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar program unggulan inkubator bisnis guna menumbuhkan wirausaha baru.
“Tujuannya adalah membina dan mempercepat pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti dukungan kemitraan atau pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menciptakan dan mengembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Tahun ini BDI Jakarta meluncurkan program inkubator bisnis bertajuk BDI Jakarta Signature 2020. Hal itu akan menjadi ajang untuk menjalin sinergi antara antara pemerintah dan wirausaha baru, serta calon tenaga kerja industri dan mitra industri.
Tujuannya adalah untuk bersama-sama mengembangkan, membangun, dan meningkatkan SDM industri yang terampil sehingga berperan bagi perekonomian nasional.
Baca juga: Tekan angka pengangguran, Kemenperin gulirkan Program Diklat 3 in 1
“Program inkubator bisnis juga sejalan dengan prinsip UU Cipta Kerja yang mendorong lahirnya wirausahawan untuk menggerakkan perekonomian di Tanah Air,” papar Menperin.
Kepada para tenant, Menperin berpesan untuk selalu menjaga kesehatan, menaati protokol kesehatan dimanapun berada, dalam mengikuti inkubator bisnis dengan tertib dan aktif.
“Sektor industri diharapkan dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru sekaligus bertransformasi dalam memanfaatkan peluang adanya pandemi saat ini,” ujar Menperin.
Kepala BDI Jakarta Hendro Kuswanto menyampaikan seiring perkembangan era Industri 4.0, BDI Jakarta menyiapkan SDM industri yang mampu menerapkan teknologi digital. Sebab, pemanfaatan teknologi akan mendorong peningkatan produktivitas di sektor industri serta menciptakan inovasi unggulan.
Baca juga: Menperin: Revolusi Industri 4.0 tuntut SDM industri cepat beradaptasi
“Ke depan, kami ingin membuat mini factory yang akan memberikan gambaran alur proses di industri garmen, mulai dari penerimaan bahan baku sampai barang jadi yang siap dipasarkan,” terangnya.
Mini factory tersebut akan berisi mesin-mesin seperti yang digunakan dalam industri garmen, antara lain mesin potong otomasi, mesin metal detector, meja sablon, screen sablon, printer sablon, mini border, mesin press, dan mesin steam sealing.
Di samping itu, BDI Jakarta juga akan mengembangkan fasilitas perpustakaan yang menjadi sarana edukasi untuk menampilkan berbagai macam jenis tekstil dan produk tekstil beserta turunannya. Bahkan, turut menampilkan produk-produk hasil pelatihan yang selama ini telah dilaksanakan oleh BDI Jakarta.
Baca juga: Kemenperin gelar Diklat 3 in 1 serentak di 7 balai
“Namun, yang saat ini sedang berjalan, BDI Jakarta tengah mengaplikasikan smart office pada area kantor dan area asrama sehingga menjadi lebih efisien dan dapat memperkenalkan teknologi yang terintegrasi internet kepada seluruh peserta diklat,” imbuhnya.
Pencapaian BDI Jakarta pada 2019, telah berhasil mencetak lulusan tenaga kerja industri TPT yang kompeten sebanyak 10.525 peserta yang di tempatkan di berbagai mitra industri garmen. Selain itu, BDI Jakarta juga telah membina wirausaha industri di bidang batik, custom made, dan shibori.
Sejak 2013, BDI Jakarta telah bekerja sama dengan 104 perusahaan tekstil dalam melaksanakan Diklat 3in1. Pelaksanaan Diklat 3in1 juga dilakukan dengan menggandeng Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Organisasi Pekerja Garmen Indonesia (OPGI).
Baca juga: Cetak SDM industri animasi, Kemenperin kembali gelar diklat
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020