Perusahaan pembiayaan berbasis digital Akulaku Finance Indonesia aktif memberikan edukasi kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk membantu upaya pemerintah meningkatkan inklusi keuangan nasional.Inklusi keuangan bisa dikatakan terwujud kalau semua orang dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah
Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan, edukasi terhadap pelaku UMKM sangat penting guna meningkatkan literasi keuangan sehingga para pelaku UMKM mendapatkan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan.
“Inklusi keuangan bisa dikatakan terwujud kalau semua orang dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah. Efek yang diharapkan tentu saja meningkatnya kemampuan ekonomi dan berkurangnya kemiskinan serta kesenjangan ekonomi," ujar Wildan dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Demi tercapainya target indeks inklusi keuangan Indonesia menjadi di atas 90 persen dalam waktu tiga tahun ke depan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, lanjut Wildan, pihaknya secara aktif melakukan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat termasuk pelaku UMKM.
Tujuannya untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan usaha khususnya pengelolaan pembiayaan produktif yang sesuai dengan kebutuhan UMKM.
Baca juga: OJK paparkan pentingnya inklusi keuangan, percepat pemulihan ekonomi
"Akulaku Finance bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga media massa untuk mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah lewat webinar bersama dengan komunitas UMKM," kata Wildan.
Sehubungan dengan edukasi inklusi keuangan, penasihat keuangan Ghita Argasasmita mengatakan, dalam membangun usaha yang komprehensif dan berkelanjutan, diperlukan manajemen keuangan yang baik untuk mempertahankan bisnis dari kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang ini.
"Kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang pengusaha UMKM adalah kemampuan manajemen keuangan yang baik untuk membawa bisnis mereka maju dan berkelanjutan," ujar Ghita.
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM baik saat akan memulai usaha maupun saat usahanya sudah berjalan adalah untuk menekan biaya operasional seefisien mungkin dan memisah rekening pribadi dan rekening usaha. Bila rekening usaha sudah terpisah maka arus bulanan terlihat dengan jelas.
"Apabila kita bisa memisahkan tabungan usaha dan pribadi, penghitungan kas bulanan usaha kita akan lebih mudah dan tepat. Hal ini juga akan meminimalisir kemungkinan mengalami krisis uang kas yang diakibatkan oleh penarikan uang tunai untuk keperluan pribadi," kata Ghita yang juga merupakan founder dari Integrita Financial.
Dengan adanya pencatatan arus kas, neraca, dan laporan laba rugi usaha secara terperinci, maka pengusaha UMKM dapat menggunakan data laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menambah modal usaha melalui fasilitas pembiayaan keuangan.
"Manfaat lainnya dari membuat pencatatan keuangan, neraca kas, serta laporan laba rugi adalah kita bisa mengetahui dengan baik apakah usaha kita sudah membutuhkan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha menggunakan modal kerja internal atau membutuhkan pembiayaan dari luar," ujar Ghita.
Menanggapi kebutuhan yang mungkin muncul dari para pelaku usaha, Wildan menambahkan bahwa produk pembiayaan digital dari Akulaku Finance Indonesia dapat digunakan sesuai kebutuhan dengan syarat pengajuan yang cukup praktis.
Baca juga: Pemerintah optimistis Kartu Prakerja dorong inklusi keuangan
"Sebagai perusahaan pembiayaan berbasis digital yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, Akulaku Finance menawarkan beberapa pilihan produk pembiayaan berdasarkan kebutuhan. Sebagai contoh, pelaku usaha dapat membeli aset usaha misalnya membeli coffee maker menggunakan limit kredit dengan tenor yang dapat dipilih durasi pembayarannya. Selain itu, ada juga pembiayaan dengan menggunakan produk KTA Asetku ataupun Dana Cicil," ujar Wildan.
Untuk mendukung kebutuhan UMKM dari segi pembiayaan untuk memaksimalkan usahanya, Akulaku Finance Indonesia memiliki beberapa produk keuangan digital salah satunya adalah Limit Kredit, yaitu kredit virtual yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi dengan metode cicilan di aplikasi atau e-commerce seperti Bukalapak.
Kemudian ada KTA Asetku dimana merupakan co-branded product bersama dengan Asetku yang menyediakan layanan pinjaman fasilitas tunai hingga Rp3 juta rupiah dengan tenor pendek.
"Ada juga Dana Cicil yang menyediakan layanan pinjaman tunai tanpa jaminan seperti KTA Asetku, tetapi dengan nominal pinjaman lebih besar hingga 15 juta rupiah dengan tenor 2 hingga hingga 12 bulan," kata Wildan.
Dari sekian banyak pelaku UMKM di Indonesia, tentu beberapa diantaranya telah sukses menjalankan bisnisnya dan meningkatkan kapasitas produksi hingga menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Seperti yang dialami oleh Ressy Chandra, seorang Pelapak Jawara di Bukalapak yang sukses mengembangkan usaha kecilnya yang berawal dari lapak online di Bukalapak hingga kini mempunyai toko dengan banyak karyawan.
"Awalnya saya pun sama seperti kebanyakan pelapak yang buta akan keuangan, tidak tahu cara manajemen keuangan, hingga saya mengubah pola pencatatan keuangan saya. Dari situ kas keuangan saya mulai jelas dan saat saya lihat ada lebihan laba saya beranikan untuk mengajukan pinjaman untuk mengisi toko offline dan kelebihan laba itu saya bayarkan untuk bayar cicilan," ujar Ressy.
Baca juga: Akulaku Finance dukung upaya pemerintah tingkatkan inklusi keuangan
Baca juga: Kemenko Perekonomian harapkan indeks inklusi keuangan terus meningkat
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020